Kumpulan Soal Prediksi USBN Fisika SMA Bagian I
PEMBAHASAN :
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor ini dapat melalui berbagai cara salah satunya adalah konduksi. Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai dengan partikel pengantarnya. Banyaknya kalor yang berpindah selama waktu tertentu adalah sebagai berikut.
Keterangan:
H = laju kalor (J/s) k = konduktivitas bahan (W/m K)
Q = kalor (J) A = Luas penampang (m2)
t = waktu (detik) ΔT = perbedaan suhu (K)
L = panjang batang (m)
PEMBAHASAN :
- Menggambarkan gaya yang terlibat pada benda, jikalau ada gaya yang miring, maka diuraikan berdasarkan komponen – komponennya
- Untuk mengetahui percepatan benda, maka ditinjau adalah arah gerakan benda yang searah dengan sumbu X saja (dalam hal ini bergerak ke arah kiri). Akan tetapi pada arah itu ada gaya gesek yang nilainya Fg = N.μk Untuk itu dicari nilai N (searah sumbu y dan dalam kondisi diam)
ΣFy = 0 artinya
ΣFatas = ΣFbawah
N + FY = w
N = w – Fy
N = mg – F sin θ
N = 20 – 20 sin 600
LIHAT JUGA : Soal Prediksi USBN Fisika Bag.2
PEMBAHASAN :
Hukum kirchoff membahas nilai kuat arus dan tegangan dalam suatu rangkaian. Secara matematis, hukum tersebut adalah:
ΣI = 0
Imasuk + (-Ikeluar) = 0
Imasuk = Ikeluar(1)
ΣTegangan= 0
Σggl + ΣTegangan jepit = 0
ΣE+ΣV = 0
ΣE + ΣIR = 0 (2)
Langkah untuk soal di atas:
- Menggambarkan arus
- Menggambarkan arah Loop Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar (misalkan arah arus dari titik a – b – c – d – a) dan mengabaikan arus dan sumber tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
- Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif. Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.
Jika kita terapkan pada hukum kirchoff II maka diperoleh:
ΣVAA = ΣE + ΣIR = 0
(E2 – E1) + IR2 + IR3 + IR1 = 0
(6 – 3) + 2i + 3i + I = 0
3 + 6i = 0
i = -0,5
(tanda negatif berarti penggambaran arah arus berbeda dengan sebenarnya)
Maka daya disipasi pada R = 2Ω adalah: P = i2R = (0,5)2.2 = ½ watt
LIHAT JUGA : Soal Prediksi USBN Fisika Bag.3
PEMBAHASAN :
Secara alamiah, besarnya gaya angkat yang diterima oleh benda pada saat dicelupkan adalah:
Fa = Wu – Wc
Dengan
Wc = berat benda di dalam fluida
Wu = berat benda di udara
Fa = gaya angkat
Berdasarkan hukum archimides,gaya angkat ini bisa dicari:
Fa = ρc vc g
Dengan
Fa = gaya angkat
ρc = massa jenis fluida yang pindah
vc = volume fluida yang pindah
Dari hasil uji coba banyaknya volume fluida yang pindah sebanding dengan volume benda yang tercelup, akibatnya makna fisis Vc = volume benda yang tercelup.
Berdasarkan itulah:
Fa = ρc vc g
Wu – Wc = ρc vc g
Wc = Wu – ρc vc g
Wu = 30 – 1000. 1 ´ 10–3 10
Wc = 30 – 10
Wc = 20 newton
PEMBAHASAN :
Pengamat dikatakan bergerak terhadap kejadian jika pengamat dan kejadian tiap waktu berubah kedudukannya. Sebaliknya, pengamat dikatakan diam terhadap kejadian jika pengamat dan kejadian tiap waktu tetap kedudukannya.
Berikut hasil pengamatan yang diam atau bergerak relatif terhadap kejadian (pengukuran panjang).
Dengan
L = panjang benda yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda tersebut
Lo = panjang benda yang diamati oleh pengamat yang diam terhadap benda tersebut
Dari persamaan di atas, panjang suatu benda lebih pendek jika diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda.
Untuk soal di atas
PEMBAHASAN :
Perhatikan gambar berikut.
Besar momen gaya (τ) merupakan hasil kali lengan momen dan besar gaya.
τ= F d
dengan:
τ = momen gaya (Nm)
d = lengan momen (m)
F = gaya (Newton (N)
Pada gambar juga nilai d = L sin α dengan demikian
τ = F L sin α
dengan:
τ = momen gaya (Nm)
L = jarak dari poros ke gaya (m)
F = gaya (Newton (N)
α = sudut yang dibentuk garis kerja F dengan L
Momen gaya positif jika arah putarannya searah dengan arah perputaran jarum jam dan momen gaya negatif jika arah putarannya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam
Dengan demikian:
PEMBAHASAN :
Fob= 1 cm
F0k = 10 cm
d = 21 cm
sn = 30 cm
Tidak berakomodasi
d = s’ob + fok
21 = s’ob + 10 cm
s’ob = 11 cm
Berakmodasi maksimum
d = s’ob + sok
d = 11 cm + sok
sok diperoleh dari cara berikut.
- Mencari perbesaran lensa okuler
Bayangan akhir di depan lensa okuler maka s’ok bernilai negatif, perbesaran oleh lensa okuler dapat juga dicari dengan persamaan:
Dengan demikian:
d = 11 cm + 12,5 cm
d = 23,5 cm
PEMBAHASAN :
Percobaan tabung resonansi digunakan untuk mengukur kecepatan bunyi di udara, Caranya:
- Isi tabung resonansi dengan air yang dapat naik turun
- Getarkan garpu tala dengan frekuensi tertentu di atas permukaan tabung
- Turunkan air secara perlahan – lahan sehingga dalam kondisi tertentu terdengar mendengung. Pada kondisi ini terjadi resonansi sehingga frekuensi bunyi di udara sama dengan frekuensi garpu tala.
fgarpu tala = fbunyi di udara - Kemudian mengukur tinggi ujung tabung sampai ke permukaan air, L1 (Resonansi 1)
- Menggetarkan garpu tala yang kedua kali dan menurunkan air secara perlahan – lahan sehingga dalam kondisi tertentu terdengar mendengung yang kedua kalinya.
- mengukur tinggi ujung tabung sampai ke permukaan air, L2 (Resonansi 2)
- Carilah panjang gelombang λbunyi dengan persamaan:
λbunyi di udara = 2|L2 – L1|
Maka diperoleh
vbunyi di udara = λbunyi diudara. fgarpu tala
Untuk soal di atas
PEMBAHASAN :
Mp = 200 kg
Mo = 50 kg
vP = vO = 4 m/s
vO’ = 8 m/s
Psebelum loncat = P’setelah loncat
mpvp + mo vo = mpvp’ + movo’
200 . 4 + 50. 4 = 200 vp’ + 50 .8
800 + 200 = 200 vp’ + 400
1000 = 200 vp’ + 400
600 = 200 vp’
vp’= 3 m/s
PEMBAHASAN :
Usaha yang dilakukan gas adalah:
W = P (V2 – V1)
Dengan
W = usaha (J)
P = Tekanan (Pa)
V2 = volume akhir (m3)
V1 = volume awal (m3)
Bila :
W >0 artinya gas (sistem) melakukan usaha ke lingkungan (V2>V1)
W <0 artinya gas (sistem) menerima usaha dari lingkungan (V2<V1)
Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang dialami gas lebih sering digambarkan dalam diagram P-V. Besarnya usaha untuk situasi ini dihitung secara grafis, yaitu dengan menghitung luas area di bawah kurva pada grafik tersebut.
W = Luas area di bawah kurva pada grafik P-V
Jika prosesnya bersiklus, secara grafis besarnya usaha , yaitu dengan menghitung luas area yang dilingkupi siklus tersebut.
W = Luas area yang dilingkupi pada grafik P-V
Untuk soal di atas:
Usaha pada proses bersiklus adalah = Luas area yang dilingkupi pada grafik P-V
W = luas segitiga