DAFTAR ISI
Rangkuman Imbas Elektromagnetik Kelas XII/12
Fluks Magnetik
Faraday memperkenalkan besaran yang dinamakan fluks magnetik yang menyatakan jumlah garis-garis gaya magnetik yang dirumuskan sebagai berikut:
Φ = BA cos θ
Keterangan :
Φ : fluks magnet (Wb)
A : luasan penampang (m2)
B = induksi magnetik (Wb/m2)
θ : sudut antara medan magteg B dengan garis norml bidan permukaan
GGL Induksi
Faraday mempelajari apakah medan magnetdapat menimbulkan arus listrik kembali. Hasil eksperimen faraday dituangkan dalam hukum faraday yang berbunyi,”ggl induksi yang timbul pada ujung suatu penghantar atau kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yangdilindupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut. Dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut
Keterangan :
ε = ggl induksi (volt)
N = Jumlah lilitan
= laju perubahan fluks magnetik
Tanda negatif dijelaskan oleh Hukum lenz yang menyatakan bahwa arus induksi selalu menimbulkan medan magnet induksi yang berlawanan dengan perubahan medan magnet asalnya.
GGL Induksi Pada Ujung Penghantar Yang Digerakan
Dirumuskan sebagai berikut:
ε = B l v sin θ
Keterangan
ε = ggl induksi (volt)
B = induksi magnet (Wb/m2)
l = panjang penghantar
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
θ = sudut antara θ dan v.
Arah arusnya dapat menggunakan kaidah tangan kanan
Sumber gambar :Buku Fisika Kelas 3 Sri Handayani
GGL Induksi Pada Generator
Generator merupakan alat yang dapat merubah energi gerak menjadi energi listrik. Ggl induksinya dirumuskan melalui persamaan berikut:
ε = N.B.A.ω.sin α
Keterangan:
ε = ggl induksi (Volt)
N = jumlah lilitan
B = besar induksi magnetik (Wb/m2)
A = luas penampang kumparan(m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
α = sudut terhadap medan magnet
Induksi Diri
Induktor
Solenoida merupakan induktor yang jika dihubungkan dengan arus AC maka pada induktor tersebut akan mengalami perubahan induksi magnet. Ggl induksi yang disebabkan oleh dirinya sendiri disebut induksi diri yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
ε = ggl induksi diri (volt)
L = induktansi diri induktor (henry)
= perubahan kuat arus tiap satu satuan waktu
Jika induktor berbentuk solenoida induksi induktornya sebagai berikut:
Keterangan :
L = induktansi diri induktor (henry)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang induktor (m2)
l = panjang induktor (m)
μo = 4π.10-7 Wb.A-1.m-1
Transformator
Transformator/trafo merupakan alat yang digunakan untuk mengubah nilai tegangan bolak-balik yang diperlukan dalam suatu rangkaian listrik.
Sumber gambar :Buku Fisika Kelas 3 Sri Handayani
Berlaku persamaan sebagai berikut.
Trafo Ideal
Keterangan:
Vp = tegangan primer (Volt)
Vs = tegangan sekunder(Volt)
Np = lilitan primer
Ns = lilitan sekunder
Ip = arus pada kumparan primer(Ampere)
Is = arus pada kumpara sekunder(Ampere)
η = efisiensi transformator (%)
Ps = daya kumparan sekunder (watt)
Pp = daya kumparan primer (watt)
Trafo dibedakan menjadi dua, yaitu;
- Trafo Step Up
trafo yang berfungsi menaikan tegangan bolak balik suatu sumber. (Vp < Vs, Np < Ns, dan Ip > Is) - Trafo Step Down
trafo yang berfungsi menurunkan tegangan bolak balik suatu sumber. (Vp > Vs, Np > Ns, dan Ip < Is)
Rangkaian Arus Bolak Balik
Nilai efektif dan maksimum
Kuat arus dan tegangan arus bolak-balik memenuhi fungsi sinus dapat dirumuskan sebagai berikut.
I = Im sin ωt
v = vm sin ωt
Keterangan:
Im = arus maksimum
vm = tegangan maksimum
Jika diukur dengan alat ukur ternyata memiliki nilai yang digunakan dalam kerja komponen listrik dan dinamakan nilai efektif. Hubungan nilai maksimum dan nilai efektif ini memenuhi persamaan berikut.
Keterangan:
Ief = arus efektif
Vef = tegangan efektif (volt)
Sifat rangkaian :
- Resistor jika dialiri arus bolak-balik : v sefase I (φ = 0)
- Induktor jika dialiri arus bolak-balik:
- v mendahului I 90o (φ = + 90o)
- reaktansi induktif XL = ω L
Keterangan :
XL = reaktasi induktif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
L = induktasi induktor (H) - Vt = Vm sin atau It = Im sin
- Kapasitor jika dialiri arus bolak-balik :
- v ketinggalan I 90O (φ = -90o)
- reaktansi kapasitif XC =
Keterangan:
XC = reaktasi kapasitif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
C = kapasitas kapasitor (F)
Vt=Vmsin dan lt=lmsin
Impedansi
Hambatan pengganti pada rangkaian AC dinamakan impedansi. Impedansi dapat diperoleh dari diagram fasor
Dirumuskan sebagai berikut:
Resonansi rangkaian RLC
bisa terjadi jika:
VL = VC
xL = xC
Z = R
frekuensi saat resonansi
Daya pada rangkaian RLC
P=Vef . Ief cos Φ
Keterangan :
P = Daya (watt)
Vef = tegangan efektif (volt)
Ief = arus efektif (ampere)
cos Φ = faktor daya
Contoh Soal & Pembahasan Imbas Elektromagnetik Kelas XII/12
- ¼ Φ
- ½ Φ
- Φ
- 2 Φ
- 4 Φ
- Jumlah lilitan kumparan
- Laju perubahan fluks magnet
- Arah medan magnet
Yang mempengaruhi GGL induksi pada kumparan….
- (1) dan (3)
- (1) dan (2)
- (2) saja
- (2) dan (3)
- (3) saja
- 1 x 10-5 berlawanan arah jarum jam
- 1 x 10-5 searah jarum jam
- 4 x 10-5 berlawanan arah jarum jam
- 4 x 10-5 searah jarum jam
- 4 x 10-5 berlawanan arah jarum jam
- B di buat tetap dan v di buat tetap
- B di perkecil dan v di perbesar
- B di buat tetap dan v di perkecil
- B dan v di perkecil
- B dan v din perbesar
PEMBAHASAN :
Menentukan GGL induksi pada kawat yang di gerakan menggunakan persamaan
ε = B l v sin q
Keterangan
ε = ggl induksi (volt)
B = induksi magnet (Wb/m2)
l = panjang penghantar
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
θ = sudut terhadap medan magnet.
Dari persamaan tersebut ggl induksi (G) berbanding lurus dengan medan magnet (B) dan kecepatan kawat (v) maka makin besar B dan v akan makin besar juga ggl induksi.
Jawaban : E
- 0,314 A
- 2,140 A
- 6,280 A
- 31,400 A
- 62,800 A
- 5 : 6
- 3 : 1
- 2 : 1
- 2 : 5
- 1 : 12
- 0,5
- 1,0
- 1,6
- 3,1
- 6,0
- x = 100 lilitan dan y = 16 volt
- x = 200 lilitan dan y = 18 volt
- x = 100 lilitan dan y = 20 volt
- x = 100 lilitan dan y = 24 volt
- x = 25 lilitan dan y = 28 volt
- X = 2; Y= 6000
- X = 50; Y= 9,6
- X = 480; Y= 1,0
- X = 1250; Y= 9,6
- X = 1250; Y= 240
- jumlah lilitan sekunder ditambah
- tegangan primer dikurangi
- jumlah lilitan sekunder dikurangi
- tegangan sekunder diperbesar
- jumlah lilitan primer dikurangi
PEMBAHASAN :
Dari informasi yang diperoleh dari rangkaian, lampu akan makin terang jika daya keluaran diperbesar dengan cara memperbanyak jumlah lilitan sekunder.
Jawaban : A
- 0,1 A
- 0,4 A
- 0,5 A
- 0,6 A
- 0,8 A
- 100 V
- 200 V
- 300 V
- 350 V
- 400 V
- Hambatannya 120/π mΩ
- Induktasinya 240/π mH
- Kapasitasnya 120/π mF
- Kapasitasnya 120 mF
- Induktasinya 120 mH
- 1,3 A
- 1,5 A
- 2,0 A
- 2,4 A
- 2 √2 A
- W/4
- W/2
- 2 W
- 4 W
- 6 W
- 0,5 kHz
- 1,0 kHz
- 2,0 kHz
- 2,5 kHz
- 7,5 kHz
- 1,9 weber
- 2,1 weber
- 2,4 weber
- 4,4 weber
- 3,5 weber
PEMBAHASAN :
Diketahui:
E = 210 N/C
r = 6 cm = 6 x 10-2 m
θ = 0
gambar
Maka besar fluks dapat dihitung sebagai berikut:
Φ = E.A.cos q
Jawaban : C
- 100 weber
- 200 weber
- 300 weber
- 400 weber
- 500 weber
PEMBAHASAN :
Diketahui:
E = 100 N/C
A = 2 m2
θ = 0
gambar
Φ = E.A.cos q
= 100 (2) (cos 0)
= 100 (2) (1)
= 200 weber
Jawaban : B
- 5,5 A
- 4 A
- 3,5 A
- 3 A
- 2 A
PEMBAHASAN :
Diketahui:
ΔΦ = 0,6 – 0,2 = 0,4 weber
t = 5 s
N = 200 lilitan
R = 8 Ω
Menentukan GGL induksi sebagai berikut:
= – 16 V
Bertanda negatif menunjukkan perubahan fluks induksi berlawanan arah dengan fluks magnetik utama.
Maka arus yang mengalir melalui kumparan dapat dihitung sebagai berikut:
= 2 A
Jawaban : E
- 4 m/s
- 6 m/s
- 8 m/s
- 10 m/s
- 12 m/s
PEMBAHASAN :
Diketahui:
l = 20 cm = 0,2 m
B = 1 T
R = 4 Ω
I = 400 mA = 0,4 A
θ (sudut arah kecepatan kawat tegak lurus dengan induksi magnet) = 90o
Menentukan GGL induksi kumparan sebagai berikut:
ε = I . R
= 0,4 A . 4 Ω
= 1,6 V
Maka kecepatan gerak kawat dapat dihitung sebagai berikut:
j
= 8 m/s
Jawaban : C