DAFTAR ISI
Peristiwa Penting di Eropa dan Pengaruhnya
Gerakan Merkantilisme
Gerakan merkantilisme adalah gerakan ekonomi di Eropa yang muncul pada abad ke 16-18 M. Merkantilisme adalah salah satu teori ekonomi yang menyatakan bahwa banyaknya aset negara atau simpanan modal dapat mensejahterakan ekonomi suatu negara. Paham merkantilisme bertujuan:
- Untuk memperluas kekuasaan suatu negara
- Untuk mempersempit persaingan kekuasaan nasional
- Untuk memperkuat ekonomi negara
Poros Berlin-Roma-Tokyo
Poros Berlin-Roma-Tokyo adalah persekutuan militer antara negara Jerman, Italia, dan Jepang pada masa perang Dunia II untuk melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Poros ini menganut paham Chauvinisme, bangsa yang lebih unggul ditakdirkan dan berhak untuk menguasai bangsa-bangsa lain. Paham ini dikemukakan oleh Bierte Chauvin dari Perancis. Contohnya Jerman yang mempunyai beberapa daerah jajahan seperti Togo, Kamerun, dan Namibia Afrika Barat Daya.
Revolusi Industri
Kehidupan sosial ekonomi Eropa pada masa sebelum revolusi industry adalah bercorak agraris. Kondisi ini mulai berubah setelah terjadinya perang salib (1096-1291), dimulai dengan munculnya kota-kota dagang dan industri rumah tangga (home industry). Tahun 1200 home industry semakin berkembang dan kemudian terbentuknya Gilda. Gilda adalah persekutuan industry rumah tangga sejenis hak yang mendapat monopoli dan perlindungan pemerintah. Sedangkan untuk kota-kota dagangpun memiliki persekutuan yang dinamakan Hansa. Hansa ini didirikan untuk melindungi usaha perdagangan secara mandiri.
Pada abad ke-14 dibawah pimpinan Raja Edward III, Inggris mulai membangun industry-industri laken (sejenis kain wol). Kemudian penemuan Abraham Darby (Insinyur berkebangsaan Inggris) yang berhasil menggunakan batu bara untuk melelehkan besi dan menjadikan besi menjadi lebih bernilai. Sedangkan penemuan besar yang menandai dimulainya revolusi industry di Inggris adalah penemuan mesin uap oleh James Watt (insinyur berkebangsaan Skotlandia) tahun 1763. Mesin uap dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin-mesin pada industry tekstil.
Revolusi industri yang terjadi di Inggris sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakatnya. Seperti:
- Terjadinya urbanisasi sehingga berkurangnya yang menggarap lahan pertanian dan di daerah industry sangat padat penduduk.
- Perusahaan kecil/tradisional gulung tikar karena tidak mampu bersaing
- Timbulnya kapitalisme modern
- Munculnya golongan borjuis dan golongan buruh
- Upah buruh rendah, penggunaan mesin lebih dominan
Revolusi sosial
Dampak negatif revolusi industry menyebabkan munculnya revolusi sosial. Revolusi sosial merupakan usaha untuk mengubah hidup rakyat dari tidak layak menjadi layak. Untuk mendukung revolusi sosial perlemen Inggris mengeluarkan kebijakan sebagai berikut:
- Catholic Emancipation Bill (1829): Penganut Protestan dan Katolik mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota Parlemen dan pegawai negeri.
- Abolition Bill (1833): penghapusan perbudakan di Inggris dan koloninya.
- Factory Act (1833): anak-anak yang berumur dibawah sembilan tahun tidak boleh bekerja sebagai buruh perusahaan.
- Poor Law (1834): pendirian rumah kerja bagi pengemis dan pengangguran, rumah perawatan bagi yang cacat, dan pemberian bantuan bagi yang tidak bekerja karena lanjut usia.
- Corn Law (1815-1846): larangan impor gandum dari luar negeri
Pada tahun 1851 para buruh mendirikan serikat pekerja yang sudah tersusun dengan baik, yaitu The Amalgamated Society of Engineers (persatuan insinyur). Kelompok ini meninggalkan cara Agitasi dan menggunakan cara colletive bargaining.
Pada era industrialisasi ini, negara imperialisme memerlukan daerah jajahan untuk tempat pemasaran hasil industry, tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku, dan tempat menanamkan modal. Perkembangan politik imperailisme Inggris mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901). Pada tahun 1875 Inggris berhasil menguasai Terusan Suez, kemudian tahun 1876 Ratu Victoria dinobatkan menjadi Maharani India (The Empires of India dan pada tahun 1887 menghasilkan perjanjian Konstantinopel yang berisi:
- Terusan Suez harus tetap terbuka untuk semua jenis kapal dagang negara manapun, baik dalam keadaan perang maupun damai.
- Dilarang mengadakan blockade atau serangan pada Terusan Suez.
Revolusi Perancis
Sebelum terjadinya revolusi Perancis, kekuasaan raja absolut tak terbatas terhadap suatu negara, harta dan rakyat yang berada di dalam kekuasaannya. Saat itu ajaran yang berpengaruh di Eropa yaitu ajaran Niccolo Machiavelli, ajarannya mendukung kekuasaan raja secara mutlak.
Penyebab terjadinya revolusi Perancis:
- Kebangkrutan pemerintah karena system pajak yang buruk dan utang yang besar
- Panen yang buruk
- Kenaikan harga pangan
- Transportasi yang tidak memadai
- Kebencian terhadap pemerintah (masa Colbertisme)
Dampak terjadinya revolusi Perancis dibeberapa bidang:
- Politik: kekuasaan absolut yang sangat dikecam, munculnya paham liberal, demokrasi, parlementer, dan republik
- Sosial: Memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh rakyat (agama, pendidikan, dan pekerjaan
- Ekonomi:
- Dihapusnya system gilde
- timbulnya perindutrian
- perdagangan sampai ke pedalaman
- menjalankan politik continental
- dihapusnya pajak Feodal
- petani diperbolehkan memiliki tanah
- Inggris kehilangan pasar di Eropa