DAFTAR ISI
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia
Ekspedisi Bangsa Portugis
Bangsa Eropa pertama yang datang ke kepulauan Nusantara adalah Bangsa Portugis. Pada tahun 1498 raja Portugis mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi dan berhasil tiba di Kalkuta (India). Kemudian tahun 1511 setelah dari India bangsa Portugis Kembali mengirimkan ekspedisinya dibawah pimpinan Alfonso d’Alburqueque dan berhasil menduduki Malaka, dan tahun 1512 bangsa Portugis tiba di Ternate, Maluku.
Eskpedisi yang dilakukan bangsa Portugis selain bertujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma, tujuan utama lainnya adalah untuk memperoleh rempah-rempah. Indonesia merupakan wilayah yang komoditas utamanya menghasilkan rempah-rempah seperti cengkeh, lada, dan pala.
Rempah-rempah Nusantara sangat terkenal di Eropa, karena rempah-rempah merupakan komoditas langka di Eropa. Hal ini menyebabkan terjadinya perselisihan antara Portugis dan Spanyol. Untuk menyelesaikan perselisihan ini maka dibuatlah perjanjian Saragossa pada tahun 1512. Isi perjanjiannya adalah:
- Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
- Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah Barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
Bangsa Portugis untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia Selatan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
- Ke wilayah timur menguasai Malaka sehingga dapat menghentikan dan menguasai perdagangan Cina, India, dan Indonesia.
- Ke wilayah barat menghancurkan armada laut Turki sehingga pelayaran para pedagang dapat beralih ke Goa, India, Afrika Selatan, dan berakhir di bandar Lisboa (ibukota Portugis).
Kedatangan Bangsa Belanda
Pada tahun 1596 bangsa Belanda tiba di Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Keberadaan Belanda di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman tidak berlangsung lama karena timbul ketegangan dengan masyarakat Banten. Pada tahun 1598 Belanda datang lagi ke Banten dibawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck. Kedatangan Belanda kali ini sangat disambut baik karena hubungan banten dan Portugis sedang memburuk dan juga sikap van Neck yang hati-hati dan pandai mengambil hati para petinggi Banten. Keberhasilan ekspedisi ini mendorong pengusaha-pengusaha Belanda untuk datang ke Indonesia dan mengakibatkan persaingan antara para pedagang Belanda. Untuk mengatasi hal ini pada tahun 1602 pemerintah membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), yaitu persekutuan dagang Hindia Timur. VOC Bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan) dan berkewajiban membantu pemerintah dengan uang dan Angkatan perang Ketika terjadi perang. Akan tetapi VOC juga memiliki hak-hak istimewa yaitu:
- Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika
- Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng, dan menjajah
- Hak untuk mengangkat pegawai-pegawainya
- Hak untuk memberi pengadilan
- Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri
Pada akhir abad ke-18 VOC mengalami kerugian besar sebagai akibat dari:
- Pegawai VOC melakukan korupsi karena bergaji kecil
- Persaingan dengan Perancis dan Inggris
- Anggaran belanja untuk tentara dan pegawai sangat besar
- Barang-barang yang di jual di Pulau Jawa tidak laku
- Banyaknya perdagangan gelap
Kedatangan Bangsa Inggris
Bangsa Inggris pertama kali datang ke Indonesia tahun 1579 dibawah pimpinan Francis Drake dan Thomas Cavendish. Pada tahun 1600 bangsa Inggris telah sampai di India dan mendirikan kongsi dagangnya di sana. Kongsi dagangnya bernama EIC (East India Company) dibawah pimpinan Lord Minto yang berpusat di Kalkuta, India.
Pada tahun 1811 EIC sampai di Indonesia, di wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Dibawah pimpinan Thomas Stamford Raffles berpangkat Letnan Gubernur Jenderal.
Kekuasaan Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama , pada tahun 1814 keputusan Konvensi London mengharuskan Inggris mengembalikan Indonesia ke Belanda. Pada tahun 1816 proses pengembaliannya dengan mengutus komisi jenderal yang beranggotakan Van der Capellen, Elout, dan Buyskes.
Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia
Latar belakang munculnya pergerakan Nasional diawali adanya kebangkitan nasionalisme di Asia. Hal ini terjadi sebagai reaksi atas penjajahan (imperialisme) barat. Ada 2 reaksi yang terjadi yaitu:
- Reaksi Nasionalisme Zelotisme
Bangsa-bangsa terjajah bereaksi dengan menutup pintu daerah rapat-rapat terhadap pengaruh bangsa barat (politik isolasi). Hal ini terjadi karena penjajahan selama berpuluh-puluh tahun oleh bangsa barat.
- Reaksi Nasioanlisme Herodianisme
Rekasi kaum Herodian melakukan perlawanan aktif, yaitu menentang pengaruh-pengaruh penjajahan dengan menggunakan alat-alat dan senjata dari penjajah sendiri.
Faktor-faktor yang membangkitkan nasionalisme di Indonesia
- Penindasan, ketidakadilan, dan pemerkosaan terhadap hak asasi manusia
- Diskriminatif yang menjijikan terhadap rakyat Indonesia
- Keinginan bersama untuk memisahkan diri dari penjajahan
- Kaum muda terpelajar berinisiatif dan mampu menggerakkan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita Bersama
- Rasa persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia
Pendudukan Jepang
Modernisasi dan politik Imperialisme Jepang
- Luas lahan di Jepang tidak seimbang dengan jumlah penduduknya
- Tahun 1868 terjadi modernisasi sehingga industry di Jepang maju pesat
- Jepang mengikuti jejak bangsa-bangsa barat untuk mendapatkan daerah-daerah jajahan
- Pada akhir abad ke-19 (1894-1895) terjadi perang Jepang-Cina dan Jepang memperoleh kemenangan
- Jepang menuntut wilayah-wilayah seperti Semenanjung Liao Tsung, Pulau Taiwan (Formosa), dan daerah Korea
- Keinginan Jepang untuk menguasai Asia Timur karena hasil industry Jepang membanjiri pasaran di Asia dan menyaingi hasil industry negara-negara Eropa
- Pada perang dunia I (1914-1918) Jepang bertempur dengan Jerman untuk mendapatkan daerah-daerah jajahan Jerman di Asia
- Jepang berhasil menaklukkan Manchuria yang di kuasai Rusia (1904-1905)
- Jepang dapat menguasai Port Arthur dan kepulauan Sachalin serta mengangkat dirinya setara dengan negara-negara barat
Masa penjajahan Jepang
- Jepang membentuk Keibodan yaitu para pemuda yang dilatih untuk menghalangi misi sekutu di Asia Timur Raya
- Rikugun (Angkatan darat) dan Kaigun (Angkatan laut) selalu bersaing untuk mengambil hati rakyat Indonesia
- Semua bagian wilayah militer berada dibawah komando Panglima Besar Tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yang berkedudukan di Saigon kemudian baru terhubung ke Tokyo
- Jawa dan Madura berada di bawah kekuasaan Rigukun dengan pusatnya di Batavia
- Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian berada dibawah kekuasaan Kaigun
- Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu berada di bawah kekeuasaan Rikugun dengan pusatnya di Singapura