Helo..Cie yang baru jadi kelas XII, bab pertama di pelajaran fisika kamu akan belajar bab listrik dinamis. Simak yah ringkasan materi dan 63 contoh soal listrik dinamis. Semoga setelah baca-baca di web ini kamu tambah paham mengenai bab listrik dinamis. Oke deh lanjut ke daftar isi yah..monggo..
DAFTAR ISI
Rangkuman Materi Listrik Dinamis Kelas 12
Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm
Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui penampang suatu penghantar per satuan waktu disebut kuat arus listrik. Kuat arus listrik dirumuskan dalam persamaan berikut:
Keterangan:
i = kuat arus (ampere)
Q = muatan (coulomb)
t = waktu (sekon)
Bunyi dari hukum Ohm adalah kuat arus yang mengalir dari suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung–ujung penghantar, apabila suhu penghantar tidak berubah. Persamaan dari hukum Ohm adalah:
Keterangan:
R = hambatan (ohm)
V = tegangan (volt)
I = kuat arus (ampere)
Sedangkan besar hambatan suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh:
- Jenis kawatnya sebagai hambatan jenisnya ( )
- Panjang kawatnya (I)
- Luas penampang kawatnya (A)
Hubungan ketiga besaran tersebut akan diperoleh persamaan berikut:
Keterangan :
R = hambatan (ohm)
ρ= hambatan jenis (ohm meter)
I = panjang kawat (meter)
A = luas penampang kawat (m2)
Perubahan suhu akan mengakibatkan hambatan suatu kawat jenis konduktor akan berubah sesuai dengan persamaan berikut:
Keterangan:
ρ = hambatan jenis pada suhu T (ohm meter)
ρo = hambatan jenis pada suhu mula-mula (ohm meter)
α = koefisien suhu (oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan hambatan jenis. Oleh karena itu, nilai hambatannya pun ikut berubah. Persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = Ro (1 + αΔT)
Keterangan :
R = hambatan pada suhu T (ohm meter)
Ro = hambatan mula-mula (ohm meter)
Rangkaian Hambatan
Hambatan dalam suatu rangkaian listrik dapat disusun secara seri, paralel, dan campuran antara seri dan paralel.
Hambatan Seri
Gambaran bentuk rangkaian seri pada hambatan seperti di bawah ini:
Beberapa ketentuan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut:
- Hambatan pengganti rangkaian seri sama dengan jumlah setiap hambatan. Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn
- Kuat arus yang melalui setiap hambatan bernilai sama dengan nilai kuat arus yang melewati hambatan pengganti.
IS = I1= I2= I3 = …= In - Tegangan pada hambatan pengganti seri bernilai sama dengan jumlah tegangan pada setiap hambatan.
Vs = V1+V2+V3+…+Vn
Hambatan Paralel
Bentuk rangkaian paralel pada hambatan seperti gambar di bawah ini:
Ketentuan pada rangkaian paralel berlaku sebagai berikut:
- Persamaan yang berlaku pada hambatan pengganti rangkaian paralel adalah sebagai berikut:
- Pada setiap hambatan jumlah kuat arus sama besar dengan kaut arus yang mengalir melalui hambatan pengganti yang disusun secara paralel.
IS = I1 + I2 + I3 +…+ In - Tegangan pada hambatan pengganti paralel sama dengan tegangan pada setiap hambatannya.
VS = V1= V2 = V3 = … = Vn
Hambatan Campuran
Pada hambatan campuran, dalam menentukan besar hambatan, tegangan, serta arus disesuaikan dengan jenis hambatan yang terjadi. Selain itu, hambatan dapat disusun dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone. Susunan jembatan Wheatstone adalah susunan penghambat sehingga tidak dapat dijumlahkan secara langsung baik secara paralel maupun seri. Gambaran mengenai jembatan Wheatstone dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Apabila R1 . R3 = R2 . R4 maka di G tidak ada arus yang mengalir. Kemudian untuk menentukan besarnya hambatan total dapat dilakukan dengan merangkai R1 dan R2 secara seri yang akan menghasilkan RS1 dan merangkai R3 dan R4 dengan seri menghasilkan RS2. Sehingga untuk mengetahui hambatan totalnya, RS1 dan RS2 dirangkai secara paralel.
Hukum Khirchhoff
Hukum Khirchhoff ada dua macam, yaitu:
Hukum I Khirchhoff
Hukum yang pertama menerangkan bahwa dalam rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang. Maka rumusannya sebagai berikut:
Σimasuk = Σikeluar
Hukum II Khirchhoff
Hukum yang kedua mengenai tegangan, yang menjelaskan bahwa jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. Apabila dirumuskan akan menghasilkan rumusan sebagai berikut:
ΣV = 0
Gaya gerak listrik Î pada sumber tegangan mengakibatkan arus listrik mengalir sepanjang loop dan arus lstrik yang dihambat menyebabkan penurunan tegangan. Maka dari itu, hasil penjumlahan dari jumlah ggl dalam suatu sumber tegangan dan penurunan tegangan sepanjang rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. Rumusan yang terbentuk adalah:
ΣE + ΣiR = 0
Keterangan:
E = ggl listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
R = hambatan listrik (ohm)
Ketentuan dalam penggunaan Hukum II Khirchhoff, yaitu:
Dalam penggunaan Hukum II Khirchhoff, kita harus memperhatikan tanda untuk ggl sumber tegangan dan kuat arus i berikut ini:
- Kuat arus akan bertanda positif apabila searah dengan arah loop yang sudah kita tentukan dan bertanda negatif apabila berlawanan dengan arah loop yang sudah kita tentukan.
- ggl akan bertanda positif, apabila kutub positif sumber tegangan dijumpai lebih dulu oleh arah loop. Kemudian, ggl akan bertanda negatif apabila kutub negatif sumber tegangan dijumpai lebih dulu oleh arah loop.
Alat Ukur Listrik
Berikut adalah alat ukur listrik dan fungsinya, yaitu:
Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang di pasangkan secara seri oleh resistor, sehingga dapat di gunakan untuk mengukur kuat arus yang melalui resistor dalam suatu rangkaian yang sederhana. Perhatikan gambar di bawah ini:
Amperemeter sebaiknya memiliki hambatan yang sangat kecil untuk menentukan kuat arus yang terukur oleh amperemeter sama dengan kuat arus yang melewati hambatan. Kemudian, batas ukur amperemeter dapat di perbesar dengan menambahkan suatu hambatan pararel yang sering disebut sebagai hambatan Shunt. Hambatan shunt di pasang seperti pada gambar di bawah ini:
Hambatan shunt dan hambatan dalam amperemeter dapat di rumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
RA = hambatan dalam amperemeter (ohm)
Sh = hambatan shunt (ohm)
n = faktor pengali
Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan potensial atau tegangan listrik. Voltmeter dipasang secara pararel pada resistor dan digunakan untuk mengukur perbedaan potensial pada resistor dalam suatu rangkaian. Di bawah ini adalah skema pemasangan voltmeter sebagai berikut
Berbeda dengan amperemeter, voltmeter yang baik harus memiliki hambatan yang sangat besar. Pada voltmeter batas ukur hambatan dapat diperbesar dengan menambahkan suatu hambatan seri yang sering disebut hambatan depan. Hubungan yang terjadi antara hambatan depan dan hambatan dalam voltmeter adalah sebagai berikut:
Rp = (n – 1) Rv
Keterangan:
Rp = hambatan depan (ohm)
Rv = hambatan dalam voltmeter (ohm)
n = faktor pengali
Susunan Elemen
Dalam kehidupan sehari – hari sering kita temukan suatu rangkaian listrik yang sumber tegangannya dapat disusun secara seri, paralel, atau gabungan antara seri dan paralel.
Susunan Seri Elemen
Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar di atas menerangkan bahwa n buah elemen masing-masing memiliki GGL yang disusun secara seri. Hambatan dalam masing-masing elemen tersebut adalah r1,r2,r3,…rn. Kedua ujung susunan tersebut dihubungkan dengan rangkaian luar yang mempunyai hambatan beban R. Apabila terdapat n buah elemen yang disusuns ecara seri, maka GGl total sama dengan jumlah GGL dari masing-masing elemen.
Ɛs = Ɛ1 + Ɛ2 + Ɛ3 +…+ Ɛn
Hambatan total sama dengan jumlah hambatan dari masing-masing elemen.
rs = r1 + r2 + r3 +…..+ rn
Kuat arus listrik tersebut yang mengalir pada masing-masing elemen di atas bernilai sama besar. Kuat arus tersebut juga memiliki nilai yang sama besar dengan kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan R.
i1 = i2 = i3 =….= in = i
Apabila dari masing-masing elemen mempunyai GGL yang sama besar dan hambatan dalamnya juga sama besar, maka GGL totalnya menjadi:
Ɛs = Ɛ + Ɛ + Ɛ +….+ Ɛ = nƐ
Kemudian, hambatan totalnya menjadi:
rs = r + r + r +….+ r = nr
Maka kesimpulannya adalah kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan beban R dapat dirumuskan sebagai berikut:
Susunan Paralel Elemen
Perhatikan gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas kedua ujung dari rangkaian tersebut dihubungkan dengan rangkaian luar yang memliki hambatan beban R. Sedangkan untuk n buah elemen identik yang disusun secara pararel, GGL totalnya sama dengan GGL salah satu elemen.
Ɛp = Ɛ
Maka p adalah GGL total untuk susunan paralel. Sedangkan hambatan dalam salah satu elemen dibagi dengan banyaknya elemen. Perhatikan rumus di bawah ini:
Dapat disimpulkan bahwa kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan beban R dapat dirumuskan sebagai berikut:
Maka dapat disimpulkan bahwa kuat arus yang mengalir pada masing-masing cabang dalam kelompok paralel adalah sama besar. Nilainya sama besar dengan kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan beban dibagi banyaknya elemen. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
im adalah kuat arus pada cabang m (m = 1, 2, 3, …)
Daya dan Energi Listrik
Energi listrik dihasilkan dari sumber tegangan yang terpasang. Energi yang dikeluarkan digunakan untuk memindahkan muatan dari suatu ujung ke ujung yang lainnya. Energi disimbolkan dengan huruf W. Beberapa persamaan untuk energi adalah :
W=Vit atau W= atau W= i2 Rt
Keterangan :
W = energi listrik (Joule)
i = kuat arus listrik (ampere)
R = hambatan listrik (ohm)
t = waktu
Kemudian untuk daya listrik diartikan sebagai energi persatuan waktu.
P = atau P = Vi
P = atau P = i2R
Keterangan :
P = daya listrik (watt)
W = energi listrik (Joule)
V = beda potensial (volt)
i = kuat arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)
Pada peralatan listrik misalnya lampu bertuliskan 40 W, 220 V pada salah satu bagian lampu. Maksud dari tulisan pada lampu tersebut yaitu lampu menyerap daya listrik 40 W apabila dipasang pada tegangan 220 V. Namun, apabila lampu yang dipasang pada tegangan yang kurang dari 220 volt, maka lampu akan menyala lebih redup dibandingkan keadaan normalnya.
Persamaan untuk pernyataan diatas adalah sebagai berikut:
P= P1
Keterangan :
P = daya listrik yang diserap (watt)
V2 = tegangan akhir yang digunakan oleh peralatan listrik (volt)
V1 = tegangan awal yang digunakan oleh peralatan listrik (volt)
P1 = daya listrik awal yang digunakan peralatan listrik (watt)
48 Contoh Soal Listrik Dinamis Jawaban & Pembahasannya Kelas XII
- 3,5 volt
- 3,0 volt
- 2,5 volt
- 2,0 volt
- 1,5 volt
PEMBAHASAN :
Untuk mengetahui hubungan arus i dengan ε2, dilakukan ekstrapolasi (menarik garis ke daerah bukan percobaan) ke titik ε1 = 0 seperti grafik berikut (di grafik pada titik y1)
Dari grafik:
b/c = a/0,5
5/3 = a/0,5
a = 2,5/3
dengan demikian titik y1 = 5 – 2,5/3 = 12,5/3 A
Hubungan antara εtotal = I Rtotal
ε1+ε2 = I Rtotal
dari grafik: ε1 = 0 maka
ε2 = 12,5/3 Rtotal (1)
dari grafik ε1 = 0,5 pada situasi i = 5 A maka
0,5+ε2 = 5 Rtotal (2) (I pada ε1 sama dengan I pada ε2)
Subsitusi (1) ke (2)
0,5+12,5/3 Rtotal = 5 Rtotal
0,5 = (5 – 12,5/3) Rtot
0,5 = 2,5/3 Rtot
Rtot = 1,5/2,5
Rtot = 3/5
Dengan demikian ε2 = (12,5/3) (3/5)
ε2 = 2,5 volt
Rangkaian bersifat paralel, maka VBE = VCD = ε2
Jawaban C
- tidak ada perubahan tegangan yang terbaca pada voltmeter
- voltmeter tidak dilalui arus
- arus pada voltmeter mengecil
- tegangan yang terbaca pada voltmeter berkurang
- hubungan singkat pada voltmeter
PEMBAHASAN :
Pada situasi 1
Pada situasi ini voltmeter mengukur tegangan titik DC dengan besar V = I R1
Pada situasi 2
Pada saat saklar di tutup, maka ada arus yang lewat ke jalur EF dengan besar arus ½ I. Nilai arus ini diperoleh pada saat arus I melewati titik C terjadi pembagian arus: jalur CD dan jalur EF. Karena dikedua jalur ini hanya ada satu hambatan dengan nilai yang sama, R1 maka “jatah” arus untuk kedua jalur ini sama yaitu IEF = ICD = ½ I seperti gambar berikut.
Pada situasi ini voltmeter mengukur tegangan titik EF dengan besar
V’ = ½ I R1
V’ = ½ V
Jawaban D
- 25 ohm secara seri
- 25 ohm secara pararel
- 20 ohm secara pararel
- 20 ohm secara seri
- 20 ohm secara seri dan 25 ohm secara pararel
PEMBAHASAN :
Sebuah lampu dapat menyala dengan layak diperlukan hambatan listrik R yang dipasang secara seri pada rangkaiannya. Hal tersebut dapat diperhitungkan sebagai berikut:
VR = VS – VL = 125 – 25 = 100 volt
Sehingga besaran hambatan listrik yang diperlukan bola lampu untuk menyala dengan layak adalah
Jawaban : A
- 0,25 A
- 0,5 A
- 1,0 A
- 1,5 A
- 2,0 A
PEMBAHASAN :
Pada gambar di atas hambatan 3Ω dan 9Ω dirangkai secara seri dapat dihitung sebagai berikut:
Rs = 3Ω + 9Ω = 12Ω
Kemudian hasil perhitungan dari hambatan yang disusun seri tadi, diperhitungkan dengan hambatan yang dirangkai pararel yaitu hambatan 12Ω sehingg a perhitungannya sebagai berikut:
RP = 6Ω
Menurut hukum II Khirchoff, dapat dihitung arus total yang mengalir pada rangkaian sebagai berikut:
∑E + ∑iR = 0
Apabila arah loop searah dengan arah arus maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑E + ∑iR= 0
(8V -18V)+ i (4+6) = 0
10i = 10V
i = 1A
Jawaban : C
- 0
- 10 V
- 6 V
- 4 V
- 12 V
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas rangkaian ditanahkan menyebabkan tidak ada arus yang mengalir.
Vac = ∑ε +∑iR
-12 = Va – Vc
-12 = 0 – Vc
Vc = 12 volt
Jawaban : E
- 0,5A
- 1,0A
- 1,5A
- 1,8A
- 2,0 A
PEMBAHASAN :
Dari soal di atas hambatan sebesar 5Ω dan 2Ω disusun secara seri sehingga diperhitungkan sebagai berikut:
RS = 5Ω + 2Ω =7Ω
Kemudian dua hambatan masing-masing 18Ω disusun secara paralel sehingga diperhitungkan sebagai berikut:
RP = 9Ω
Untuk menentukan arus yang mengalir pada rangkaian dapat digunakan rumusan dari persamaan hukum II Khirchoff, yaitu:
∑E +∑iR = 0
Untuk arah loop yang searah dengan arus maka perhitungannya sebagai berikut:
∑E +∑iR = 0
(4 – 12) V + i Rp + Rs () = 0
-8V + i (7Ω + 9Ω) = 0
(16Ω)i = 8V
i = 8/16A = 0,5 A
Jawaban : A
- 8 ohm
- 12 ohm
- 15 ohm
- 20 ohm
- 40 ohm
PEMBAHASAN :
Ohmmeter tersebut berarus DC, sehingga nilai XL = 0 maka rangkaian tersebut tersusun seperti gambar berikut:
Pada bagian atas hambatan 10 0hm disusun secara paralel dengan hambataan 10 ohm pada bagian bawah sehingga nilainya seperti di bawah ini:
RP = 5 Ohm
Hasil di atas membentuk rangkaian seperti di bawah ini:
Hambatan 5 ohm bagian kanan dan bagian kiri disusun secara seri sehingga hasilnya adalah:
Rs = 5 + 5 = 10 ohm
Maka hasil tersebut disusun secara paralel dengan hambataan 40 ohm yang berada dibawah. Sehingga hasilnya:
Rtot = 8 Ohm
Jawaban : A
(1) panjang penghantar
(2) luas penampang penghantar
(3) hambatan jenis
(4) massa jenis
Yang mempengaruhi hambatan penghantar adalah ….
- (1), (2), dan (3)
- (1), (2), (3), dan (4)
- (1) dan (3)
- (2) dan (4)
- (4) saja
PEMBAHASAN :
Rumus untuk hambatan penghantar dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui apa saja yang mempengaruhi hambatan penghantar, yaitu: panjang penghantar (I), hambatan jenis (ρ), dan luas penampang penghantar (A).
Jawaban : A
Ini berarti bahwa arus yang timbul….
1). searah dengan arah putaran jarum jam
2). besarnya 1 ampere
3). sumber pertama memperoleh energi
4). sumber kedua mengeluarkan energi
PEMBAHASAN :
Misalnya arah arus pada gambar di atas dan arah loop searah jarum jam sehingga menurut aturan hukum II khirchoff akan berlaku persamaan di bawah ini:
∑Î +∑iR = 0
(6-12)volt + i(0,2+0,5+5,3) = 0
-6 volt + 6i = 0
6i = 6
i = 1 ampere
Arus yang masuk ke sumber pertama bisa dikatakan yang pertama menerima energi. Kemudian, arus yang keluar dari sumber kedua bisa dikatakan sumber kedua yang mengeluarkan energi.(pernyataan 1, 2, 3, dan 4 benar)
Jawaban : E
- 9,0
- 7,0
- 8,2
- 6,0
- 5,2
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas , diketahui bahwa rangkaian hambatan disusun secara paralel dengan masing-masing bernilai 3Ω dan 2Ω, maka perhitungannya sebagai berikut:
RP = 6/5 Ω = 1,2 Ω
Dari perhitungan di atas, rangkaian dan hambatan 4W dirangkai untuk menghitung besar hambatan total. Sehingga perhitungannya menjadi sebagai berikut:
Rtotal = Rp + 4Ω = 1,2Ω + 4Ω = 5,2Ω
Jawaban : E
- 0,25 A
- 0,30 A
- 2 A
- 6 A
- 12 A
PEMBAHASAN :
Pada saat kawat dipotong menjadi dua bagian maka nilai hambatannya adalah R2 = ½ R1
Apabila kedua hambatan tersebut diparalel menghasilkan nilai:
Menurut persamaan V = iR2, maka antara arus dan hambatan berbanding terbalik menghasilkan:
ibaru = 2 Ampere
Jawaban : C
- 0,5 Ω
- 1,0 Ω
- 1,5 Ω
- 2,0 Ω
- 2,5 Ω
PEMBAHASAN :
Hubungan antara tegangan, hambatan, dan arus dapat dirumuskan dengan persamaan V=iR. Maka, besarnya hambatan ditentukan dengan persamaan R = .V/i. Perhitungan hambatan listrik menjadi:
Jawaban : D
- 2,0
- 2,5
- 3,0
- 3,5
- 4,0
PEMBAHASAN :
Untuk polaritas yang searah akan berlaku persamaan sebagai berikut:
E1 + E2 = iRtotal
E1 + E2 = 4(R+r1+r2) … persamaan 1
Ketika salah satu polaritas dibalik akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
E1 – E2 = iRtotal
E1 – E2 = 2(R+r1+r2) … persamaan 2
Dari persamaan 1 dan persamaan 2 dieliminasikan menjadi:
E1 + E2 = 4(R+r1+r2) x 1
E1 – E2 = 2(R+r1+r2) x 2
Hasilnya adalah sebagai berikut:
E1 + E2 = 4(R+r1+r2)
2E1-2E2 = 4(R+r1+r2)
Kemudian persamaan 1 dikurangi persamaan 2 akan diperoleh hasil sebagai berikut:
3E2 – E1 = 0
E1 = 3E2
= 3,0
Jawaban : C
- 0,8 A dan 3,2 V
- 0,6 A dan 2,76 V
- 0,6 A dan 3,3 V
- 0,4 A dan 1,84 V
- 0,2 A dan 0,92 V
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar di atas, besaran yang diketahui adalah sebagai berikut:
GGL= E = 3 Volt
Hambatan dalam = r = 0,4 Ω
Hambatan luar = R = 4,6 Ω
Perhitungan Kuat arus yang dihasilkan dapat ditentukan dengan rumus hukum II Khirrchoff berikut:
∑E + ∑iR = 0
Besar arus listrik tersebut dapat ditentukan apabila dalam rangkaian tersebut arah loop searah dengan arus listrik yang terjadi. Maka besar arus listrik pada gambar diatas adalah sebagai berikut:
∑E + ∑iR = 0
( -3) Volt + i(R+r) = 0
( -3) Volt + i(0,4 Ω + 4,6 Ω) = 0
5Ω(i) =3 Volt
i = 0,6 Ampere
Sementara itu, besar tegangan yang mengalir pada hambatan R sebagai berikut.
V = iR
V =(0,6) (4,6)
V = 2,76 Volt.
Jawaban : B
- 18
- 16
- 4
- 2
- 0
PEMBAHASAN :
Perhatikan gambar di bawah ini:
Dari gambar tersebut berlaku:
i1 + i2 = i3
Loop l
∑ε + ∑iR = 0
(8+2)+(-i3) (0)+(-i1) (4)= 0
4i1 = 10
i1 = 2,5 Ampere
VR1 = i1R1 = (2,5)(4) = 10 volt
Loop II
∑ε + ∑iR = 0
(10 + 2 ) + (-i3)(0) + (-i2)(4)= 0
12 – 4i2 = 0
4i2 = 12
i2 = 3 Ampere
VR2 = i2 R2 = (3)(4) = 12 volt
Jadi, VR2 = VR2– VR1 = (12-10) volt = 2 volt
Jawaban : D
- 10 watt
- 20 watt
- 40 watt
- 80 watt
- 160 watt
PEMBAHASAN :
Berdasarkan analisis rangkaian listrik, suatu beban listrik pada peralatan listrik seperti lampu pijar, TV, radio, dan peralatan lainnya memiliki hambatan tetap. Spesifikasi yang tertera pada peralatan listrik dapat diketahui berapa besar hambatan dalam peralatan listrik tersebut. Persamaan yang sesuai adalah sebagai berikut:
Diketahui besarannya,yaitu:
V1 = 220 volt
P1 = 40 W
V2 = 110 volt
Untuk menghitung berapa besarnya daya lampu dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Jawaban : A
- 2 kali lebih lama
- 3 kali lebih lama
- 4 kali lebih lama
- 5 kali lebih lama
- 6 kali lebih lama
PEMBAHASAN :
Persamaan yang sesuai untuk menghubungkan antara tegangan dan waktu dapat di tuliskan sebagai berikut:
W = Pt
Persamaan di atas menunjukkan bahwa waktu berbanding terbalik dengan kuadrat tegangan. Oleh karena itu, waktu yang diperlukan untuk mendidihkan sejumlah air adalah
Jawaban : C
- 33
PEMBAHASAN :
Besar hambatan pengganti apabila keempat resistor dirangkai secara paralel adalah sebagai berikut:
Jawaban : C
(1) daya AC tiga kali daya AB
(2) tegangan AB > tegangan BC
(3) daya AB < daya BC
(4) arus melalui lampu l paling besar
PEMBAHASAN :
Besarnya RAB = R, sedangkan RAC dapat dihitung sebagai berikut:
RAC = RAB + RBC = R + R/2 = 3/2 R
Sedangkan perbandingan untuk daya AC dan daya AB:
Sehingga hubungan antara tegangan AB dan tegangan BC adalah VAB > VBC maka pernyataan no. 2 benar.
Untuk perbandingan antara daya AB dan daya BC:
Maka berdasarkan persamaan diatas PAB>PBC sehingga pernyataan no. 3 salah.
Menurut hukum Kirchhoff berlaku persamaan I1 = I2+ I3 sehingga arus pada lampu I paling besar. Oleh karena itu, pernyataan no. 4 benar.
Jawaban : C
- 5,5 watt
- 12,5 watt
- 25,0 watt
- 100 watt
- 250 watt
PEMBAHASAN :
Pada solder hambatan yang terjadi tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu, untuk menghitung daya ketika solder dipasang pada tegangan 110 volt adalah sebagai berikut:
Jawaban : B
- 1:1
- 1:2
- 2:1
- 1:4
- 4:1
PEMBAHASAN :
Dua buah hambatan R jika disusun secara paralel besarnya daya yang dihasilkan sebagai berikut:
Sedangkan untuk dua buah hambatan yang disusun secara seri akan menghasilkan daya sebagai berikut:
Rs = R + R = 2R
Untuk perbandingan daya P1 dan P2 adalah sebagai berikut:
Jawaban : E
- 3,10
- 3,01
- 1,03
- 0,33
- 0,03
PEMBAHASAN :
Pada gambar di atas hambatan 6Ω dan 3Ω disusun secara paralel. Untuk menghitung besarnya hambatan paralel di atas adalah:
Rp = 2Ω
Sedangkan untuk menghitung arus yang mengalir pada hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan persamaan sebagai berikut:
ΣΕ+ΣίR=0
Jika arah arus searah dengan arah loop maka diperoleh arus sebagai berikut:
(-6 volt) + i( Rp + 3Ω + r) = 0
(-6) + i(2 + 3 + 1) = 0
6i = 6
i = 1 Ampere
Awalnya dan 3Ω dirangkai secara seri. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir di dan 3Ω besarnya sama dengan arus total yaitu 1 Ampere. Sehingga, besarnya tegangan pada sebagai berikut:
Vp = iRp
Vp = (1)(2) = 2 Volt
Sedangkan dalam rangkaian paralel, besar tegangan total memiliki nilai sama dengan tegangan pada setiap hambatannya sehingga:
Vp = V6Ω = V3Ω = 2 volt
Maka, kuat arus yang mengalir pada hambatan 6Ω adalah sebagai berikut:
Jawaban : D
- 2,5
- 10
- 20
- 30
- 40
PEMBAHASAN :
Untuk menunjukan hubungan antara daya dan tegangan pada lampu di tuliskan dalam persamaan berikut.
Dari persamaan di atas, daya berbanding lurus dengan kuadrat tegangan. Maka dari itu, daya sebuah lampu adalah sebagai berikut:
Sehingga daya empat buah lampu adalah sebagai berikut:
P = 4 × P₂ = 4 × 2,5 = 10 watt
Jawaban : B
- Rp 24,750,00
- Rp 19,800,00
- Rp 14,850,00
- Rp 9,900,00
- Rp 4,950,00
PEMBAHASAN :
Energi yang terpakai oleh pesawat TV dalam sehari:
Ε = Pt
Ε = Vit
Ε = (220 volt)(2,5 A)(6 jam)
Ε = 3.300 Wh = 3,3 kwh
Untuk Besarnya energi yang dipakai pesawat TV dalam satu bulan:
Ε = 3,3 kwh x 30 hari = 99 kwh
Sehingga biaya listrik untuk pemakaian TV dalam satu bulan :
Biaya = 99 kwh xRp 150 = Rp 14,850,00
Jawaban : C
- A. 2,5
- B. 4,8
- C. 5,6
- D. 7,5
- E. 12,5
PEMBAHASAN :
Sedangkan intensitas cahaya yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Jawaban : B
- 2 Ampere
- 3 Ampere
- 4 Ampere
- 6 Ampere
- 9 Ampere
PEMBAHASAN :
Besar hambatan R Sebelum dirangkai dengan 4R adalah sebagai berikut:
V = iR
(12) = 3(2R+2R)
(12) = 3 (4R)
(12) = 12R
R = 1 Ω
Setelah dirangkai dengan hambatan 4R diperoleh sebagai berikut:
Rp = 2R = 2(1Ω) = 2Ω
Sehingga kuat arus yang dihasilkan adalah
Jawaban : D
- 5 KJ
- 11 KJ
- 15 KJ
- 22 KJ
- 33 KJ
PEMBAHASAN :
Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi dapat ditentukan dengan persamaan debit air.
Q = Q
Sedangkan energi yang di butuhkan adalah:
W = Pt
W = V i t = (220)(0,5)(200) = 22.000 J = 22KJ
Jawaban : D
- 100 Volt
- 110 volt
- 150 volt
- 200 volt
- 220 volt
PEMBAHASAN :
Antara daya dan tegangan dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
Jawaban : B
- 5 menit
- 10 menit
- 15 menit
- 20 menit
- 25 menit
PEMBAHASAN :
Pada pemanas listrik untuk mengubah energi listrik menjadi energi panas, maka waktu yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan konsep efisiensi.
Jawaban : B
- 4 Ω
- 6,5 Ω
- 8,0 Ω
- 9,5 Ω
- 12,0 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui: V = 9 Volt dan r = 2Ω
Besarnya arus yang diperlihatkan oleh amperemeter adalah…
i = 1,5/5 x (3 Ampere) = 0,9 Ampere
Jadi, besar hambatan total dapat dihitung sebagai berikut:
V = i Rtotal
Rtotal = V/i
(R+r) = 9/0,9
R +2 = 10
R = 8,0Ω
Jawaban : C
- 15,7
- 19,8
- 21,3
- 23,3
- 25,7
PEMBAHASAN :
Dari soal di atas, air yang dialiri arus listrik akan menghasilkan perubahan energi listrik menjadi energi panas. Sehingga dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
Jawaban : B
- 0,25 A
- 0,30 A
- 0,36 A
- 0,45 A
- 0,50 A
PEMBAHASAN :
Berdasarkan gambar: i1 + i2 =i3
Loop I
∑E + ∑iR = 0
-6 + 2i1 + 2i3 = 0
2i1 + 2i3= 6
i1 + i3 = 3
Jadi, persamaan untuk loop I (persamaan 1): i1 + i3 = 3
Loop II
∑E + ∑iR = 0
-8 + i2 + 2i3 = 0
i2 + 2i3 = 8
(i3 – i1 ) + 2i3 = 8
-i1 + 3i3 = 8
Jadi, persamaan untuk loop II (persamaan 2): -i1 + 3i3 = 8
Pada persamaan 1 dan persamaan 2 besaran di eliminasi sebagai berikut:
i1+i3 =3 dikalikan 3 menjadi 3i1+3i3= 9
-i1+3i3= 8 dikalikan 1 menjadi -i1+3i3 = 8
3i1+3i3= 9
-i1+3i3 = 8 –
4i1 = 1
i1 = 1/4
Sehingga besar i1 adalah 1/4 atau 0,25 A
Jawaban : A
- 1.342 watt
- 1.672 watt
- 1.834 watt
- 2.100 watt
- 2.455 watt
PEMBAHASAN :
Diketahui:
t = 10 menit = 600 sekon
V = 3 liter = 3×10-3 m3
Ketel listrik tersebut mengubah energi listrik menjadi energi panas. Persamaan yang memenuhi adalah sebagai berikut:
W = Q
Pt = mcΔT
Pt = pVcΔT
Jawaban : B
- 4
- 6
- 8
- 10
- 14
PEMBAHASAN :
Rparalel dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Rp = 6 Ω
Persamaan hukum khirchoff II, yaitu:
∑E + ∑iR = 0
Untuk arah loop dan arah arus searah jarum jam maka perhitungannya sebagai berikut:
(E1 – E2 ) + i(Rp+ R3 + R4 ) = 0
(6-12) + i(6+3+6) = 0
15i + 6 = 0
i = 2/5 A
Jawaban : D
- 4
- 6
- 8
- 10
- 14
PEMBAHASAN :
Pada soal di atas hambatan 8 Ω dihubungkan secara seri dengan kapasitor tidak perlu dihitung karena tidak dilewati arus. sehingga rangkaiannya menjadi sebagai berikut:
Jadi, hambatan pengganti titik A dan B, yaitu:
RAB = 2Ω + 3Ω + 5Ω = 10Ω
Jawaban : D
- 0,6 A
- 1,2 A
- 1,6 A
- 2,0 A
- 2,5 A
PEMBAHASAN :
Menurut Hukum II khirchoff, jika arah loop berlawanan arah jarum jam dan arah arus berlawanan jarum jam maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 + E2) + i(R1 + R2 +R3) = 0
(-20 – 12 ) + i(5 + 5 +10) =0
20i = 32
i = 1,6 A
Sehingga kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 1,6 A
Jawaban : B
- 5 W
- 10 W
- 15 W
- 20 W
- 25 W
PEMBAHASAN :
Dari gambar di atas R3 dan RL disusun secara paralel, dan nilai yang dihasilkan adalah:
Berdasarkan perhitungan di atas rangkaiannya menjadi sebagai berikut:
Sehingga tegangan lampu dapat dihitung:
Sedangkan untuk daya lampu yang dihasilkan:
Jawaban : B
Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah ….
- 5/3 A
- 8/3 A
- 11/3 A
- 13/3 A
- 14/3 A
PEMBAHASAN :
Menurut hukum khirchoff II, jika arah loop dan arah arus arus searah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
( E1 + E2 ) + i( R1 +R2 + R3 ) = 0
(-12 – 12) + i(1+2+6) = 0
9i = 24
i = 8/3 A
Sehingga kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah A
Jawaban : B
- 1 A
- 2 A
- 3 A
- 4 A
- 6 A
PEMBAHASAN :
Menurut hukum Khirchoff II, jika arah loop dan arah arus arus berlawanan arah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 +E2) + i(R1 + R2 + R3) =0
(-24 + 8) + i(3+3+2) = 0
8i = 16
i = 2A
Jawaban : A
- 3,02 V
- 2,80 V
- 1,70 V
- 1,60 V
- 0,85 V
PEMBAHASAN :
Hambatan 120 Ω dan hambatan 60 Ω disusun dalam rangkaian secara paralel. Untuk perhitungannnya adalah sebagai berikut:
Adapun untuk menghitung arus total yang mengalir pada rangkaian:
ΣE + ΣiR = 0
-3,4 volt + i(40 Ω + 40 Ω + 5Ω) = 0
45i = 3,4
i = 3,4/45
Maka, tegangan yang dihasilkan oleh hambatan 40 Ω adalah:
Jawaban : A
- 0,5 A
- 1,5 A
- 1,8 A
- 4,5 A
- 5,4 A
PEMBAHASAN :
Menurut hukum Khirchoff II, jika arah loop dan arah arus arus searah jarum jam, maka perhitungannya menjadi:
∑E + ∑iR = 0
(E1 + E2) + i(R1 + R2 +r + r) = 0
(-18 +9) + i(2 + 3 + 0,5 + 0,5) = 0
6i =9
i = 1,5 A
Sehingga kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 1,5 A
Jawaban : B
PEMBAHASAN :
Jika sebuah lampu dipasang dalam rangkaian secara seri. Masing – masing lampu hambatannya adalah sebagai berikut:
Jadi, hambatan yang dihasilkan:
Pada gambar di atas, lampu A dan B disusun secara seri sehingga arus yang mengalir pada kedua lampu di atas sama, sedangkan tegangan pada lampu berbeda. Selain itu juga arus yang dihasilkan sama dan nilai hambatan berbeda, daya pada setiap lampu yang dihasilkan akan berbeda pula. Sehingga daya pada masing – masing lampu adalah sebagai berikut:
Kesimpulannya pernyataan yang tepat adalah pernyataan 2 dan 4.
Jawaban : C
Hambatan efektif antara titik A dan titik B sebesar 10 W.
SEBAB
Jika antara A dan B dipasang tegangan 10 V arus total yang mengalir pada rangkaian adalah 1 A.
PEMBAHASAN :
Dari gambar di atas, hambatan 7 Ω dan 3 Ω disusun secara seri. Nilai hambatan tersebut dapat dihitung:
Rs = 7 + 3 = 10 Ω
Kemudian hambatan seri tersebut disusun secara paralel dengan hambatan 10 Ω. Sehingga dapat diperoleh hasil:
Untuk hasil dari rangkaian paralel tersebut dapat disusun menjadi rangkaian seri dengan hambatan 5 Ω. Hasil perhitungannya sebagai berikut:
Rs = 5 Ω + 5 Ω =10 Ω
Hambatan total AB perhitungannya:
(pernyataan salah)
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada hambatan jika diberikan tegangan 10 V maka:
(alasan salah)
Jawaban : E
Arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut.
SEBAB
Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
PEMBAHASAN :
Arus listrik mengalir dari beda potensial tinggi menuju beda potensial rendah, karena arah arus listrik pada kawat penghantar selalu berlawanan dengan arah gerak elektron.
Jawaban : D
- lampu A dan C
- lampu A dan D
- lampu C dan D
- lampu C dan E
- lampu D dan E
PEMBAHASAN :
Lampu A dan C akan menyala lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan arus mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Apabila lampu B dilepas, arus yang mulanya melewati lampu B akan berpindah melewati lampu A dan lampu C.
Jawaban : A
- 1,25 A
- 1,00 A
- 0,75 A
- 0,50 A
- 0,25 A
PEMBAHASAN :
Untuk hambatan 1 Ω, 4 Ω, dan 5 Ω disusun dalam rangkaian secara seri.
Rs1 = 1 + 4 + 5 = 10 Ω
Kemudian kita susun secara paralel dengan hambatan 10 Ω. Maka hasil perhitungannya sebagai berikut:
Hambatan Rp = 5 Ω disusunkan secara seri dengan hambatan 3 Ω dan 2 Ω, maka perhitungannya:
Rs2 = (5 +3 + 2) = 10 Ω
Kemudian hambatan Rs2 kita rangkaikan secara paralel dengan hambatan 10 Ω, maka perhitungannya:
Hambatan Rp2 = 5 Ω susunkan secara seri dengan hambatan 5 Ω dan 2 Ω, maka perhitungannya:
Rtotal = 5 Ω + 5 Ω + 2 Ω = 12 Ω
Sehingga arus total yang dihasilkan adalah sebesar:
Kesimpulannya:
Arus total yang melewati percabangan antara Rs2 dan 10 Ω maka diperoleh arus 10 Ω sebesar 0,5 A. Kemudian arus yang melewati hambatan Rs1 dan 10 Ω nilainya sama sehingga arus yang mengalir adalah 0,25A.
Jawaban : E
- 4
- 5,4
- 6,2
- 8
- 8,5
PEMBAHASAN :
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 1 Ω
R3 = 6 Ω
R1 = 3 Ω
Rangkaian tersebut dapat disederhanakan
Rangkaian tersebut merupakan jembatan Wheatstone. Jika perkalian silang hambatannya bernilai sama maka hambatan yang ada di tengah tidak dilalui arus listrik.
R1.R4 = R2.R3
2 × 3 = 1 × 6
6 = 6
Karena sama maka hambatan yang ditengah (3 Ω) tidak dilalui arus listrik sehingga dapat diabaikan.
Menentukan Kuat Arus dari energi yang diserap
P = I2. R. t
1,5 J = I2. 6. 1
I2= ¼
I = ½
Menentukan nilai x (beda potensial) yang harus dipasang
x = V = (R1 + R3). I = (2 + 6). ½ = 8. ½ = 4
Jawaban : A
- 1 : 1
- 1 : 2
- 1 : 4
- 2 : 1
- 4 : 1
PEMBAHASAN :
Karena menggunakan sumber tegangan yang sama maka
V1 = V2
I1 . d22 = I2 . d12
I1 . (2)2 = I2 . (1)2
I1 . 4 = I2 . 1
I1 : I2 = 4 : 1
Jawaban : E
- 1,3 x 104 m/s
- 1,5 x 104 m/s
- 1,4 x 104 m/s
- 1,2 x 104 m/s
- 1,6 x 104 m/s
PEMBAHASAN :
Diketahui:
A = 0,4 mm2 = 0,4 x 10-6 m2
i = 6 A
t = 3 menit = 180 detik = 180 s
Menghitung jumlah muatan elektron yang mengalir sebagai berikut:
Maka kecepatan elektron dapat dihitung sebagai berikut:
Jawaban : C
- 100 Ω
- 267 Ω
- 283 Ω
- 300 Ω
- 154 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui:
RV = 800 W
r = 0,2 W
V = 0,4 V
I = 2 mA = 2 x 10-3 A
Menentukan besar hambatan pada rangkaian sebagai berikut:
Maka nilai hambatannya sebagai berikut:
Jawaban : B
- 48,5 0 C
- 50,5 0 C
- 38,5 0 C
- 61,5 0 C
- 68,5 0 C
PEMBAHASAN :
V = 10 V
I1 = 0,5 A
I2 = 0,4 A
αbesi = 6,51 x 10-3 /0 C
Menentukan hambatan pada kawat besi pada suhu 300 C sebagai berikut:
Menentukan hambatan pada kawat besi pada suhu akhir sebagai berikut:
Maka suhu akhir kawat besi dapat dihitung sebagai berikut:
ΔT = T2 – T1
T2 = ΔT – T1
= 38,5 0 C + 30 0 C
= 68,5 0 C
Jawaban : E
- 61 A
- 29 A
- 57 A
- 48 A
- 65 A
PEMBAHASAN :
Diketahui:
d = 4 mm = 4 x 10-3 m
r = ½ x 4 x 10-3 m = 2 x 10-3 m
L = 20 m
V = 240 V
ρ = 3,14 x 10-6 Ω
π = 3,14
Menghitung luas penampang pada kawat sebagai berikut:
A = π . r2
= 3,14 . (2 x 10-3 m)2
= 3,14 . 4 x 10-6 m2
= 12,56 x 10-6 m2
Menghitung hambatan pada kawat sebagai berikut:
Maka kuat arus yang mengalir pada kawat dapat dihitung sebagai berikut:
Jawaban : D
- 105 A
- 62 A
- 53 A
- 84 A
- 58 A
PEMBAHASAN :
Diketahui:
i = ampere
t = detik
t1 = 0
t2 = 5 detik
Arus listrik dalam persamaan i = 3 + 6t2
Maka kuat arus listrik yang membawa muatan dapat dihitung sebagai berikut:
= (3 . 5 + 2 . 53) – 0
= 15 + 2 . 125
= 265 C
Jawaban : C
- 114,15 s
- 255 s
- 311 s
- 131,25 s
- 155,32 s
PEMBAHASAN :
Diketahui:
I = 4 A
V = 240 V
T1 = 250 C
T2 = 1000 C
m = 400 gr
Cair = 4,2 J/0 gC
Menghitung kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air sebagai berikut:
Q = m . C . ΔT
= 400 gr . 4,2 J/0 gC . (1000 C – 250 C)
= 1680 J/0C . 750 C
= 12,6 x 104 J
Maka waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air dapat dihitung sebagai berikut:
Kalor yang diterima air adalah energi yang dikeluarkan oleh listrik, sehingga
Q = W = V . I . t
Jadi
Jawaban : D
- 0,06 A
- 0,10 A
- 0,13 A
- 0,04 A
- 0,12 A
PEMBAHASAN :
Diketahui:
V1 = 220 V
P1 = 60 W
R = 1100 W
V2 = 110 V
Menghitung daya yang digunakan lampu listrik sebagai berikut:
Maka arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat dihitung sebagai berikut:
Jawaban : E
- Hambatan depan 7460 Ω
- Hambatan cabang 7460 Ω
- Hambatan depan 9750 Ω
- Hambatan cabang 9750 Ω
- Hambatan cabang 5430 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui:
R = 40 Ω
I = 0,02 A
V = 150 V
Menghitung tegangan yang dapat diukur sebagai berikut:
V = I . R
= 0,02 A . 40 Ω
= 0,8 V
Menghitung perbesaran yang akan diukur sebagai berikut:
Maka hambatan yang perlu digunakan dapat dihitung sebagai berikut:
Rd = (n-1) 40 Ω
= (187,5 – 1) 40 Ω
= 7460 Ω (hambatan depan)
Jawaban : A
- 0
- 1 W
- 3 W
- 4 W
- 5 W
PEMBAHASAN :
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 3 Ω
R4 = 6 Ω
R5 = 5 Ω
V = 240 V
Rangkaian listrik di atas membentuk jembatan Wheatstone yang berlaku R1 . R3 = R2 . R4 . Maka hambatan R5 tidak berfungsi dan daya yang dihasilkan adalah nol.
Jawaban : A
- 1,9 Ω
- 2,3 Ω
- 3,1 Ω
- 3,4 Ω
- 2,5 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 6 Ω
R3 = 8 Ω
Total hambatan pada rangkaian paralel sebagai berikut:
Maka total hambatan ketiga resistor dapat dihitung sebagai berikut:
RTotal = R1 + RP
= 2 Ω + 0,3 Ω
= 2,3 Ω
Jawaban : B
- 0,5 Ω
- 1,5 Ω
- 2,5 Ω
- 3,5 Ω
- 4,5 Ω
PEMBAHASAN :
Gambar
Diketahui:
E = 8 V
I = 4 A
r = 1,5 Ω
Maka hambatan lampu dapat dihitung sebagai berikut:
E = I . (R + r)
8 = 4 . (R + 1,5)
8 = 4R + 6
2 = 4R
R = 0,5 Ω
Jawaban : A
- 1 Ω
- 0,6 Ω
- 0,3 Ω
- 2 Ω
- 2,6 Ω
PEMBAHASAN :
Diketahui:
L = 16 m
ρ = 1,2 x 10-5 Ω m
d = 21 mm = 21 x 10-3 m
Maka hambatan kawat penghantar dapat dihitung sebagai berikut:
Jawaban : B
- 3 x 10-5 A
- 5 x 10-3 A
- 2 x 10-7 A
- 6 x 10-5 A
- 6 x 10-2 A
PEMBAHASAN :
Diketahui:
q = 5000 μC = 5 x 10-3 C
t = 1,5 menit = 90 s
Maka kuat arus yang mengalir pada penghantar dapat dihitung sebagai berikut:
Jawaban : D
- 5,2 volt
- 6,5 volt
- 4,3 volt
- 8 volt
- 6 volt
PEMBAHASAN :
Gambar
Diketahui:
n = 4
E = 2,5 volt
r = 0,4 Ω
R = 3 Ω
Menentukan kuat arus listrik dapat dihitung sebagai berikut:
Maka tegangan jepit dapat dihitung sebagai berikut:
VAB = I . R
= 2,17 (3)
= 6,5 volt
Jawaban : B
- Jika loop searah dengan arus, maka tegangan resistornya bernilai positif
- Jika loop searah dengan arus, maka tegangan resistornya bernilai negatif
- Jika loop bertemu dengan kutub positif terlebih dahulu dari sumber tegangan, maka GGL nya bernilai negatif
- Jika loop bertemu dengan kutub negatif terlebih dahulu dari sumber tegangan, maka GGL nya bernilai positif
- Arah putar loop selalu berlawanan dengan arah putar jarum jam
PEMBAHASAN :
Ketentuan-ketentuan aturan loop sebagai berikut:
- Jika loop searah dengan arus, maka tegangan resistornya bernilai positif
- Jika arah loop berlawanan dengan arus, maka tegangan resistornya bernilai negatif
- Jika loop bertemu dengan kutub positif terlebih dahulu dari sumber tegangan, maka GGL nya bernilai positif
- Jika loop bertemu dengan kutub negatif terlebih dahulu dari sumber tegangan, maka GGL nya bernilai negatif
- Arah putar loop selalu searah dengan arah putar jarum jam
Jawaban : A
terimakasih banyak
Tambahi soalnya biar lengkap, Min
Pembahasan soal yang lengkap. Konsep dan penjelasan yang menarik. Izin share min.
Terimaksih