Rangkuman Materi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) UTBK-SBMPTN

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

A. Huruf Kapital dan Huruf Miring

Penggunaan Huruf Kapital

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Contohnya: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Jepang. Sedangkan untuk nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Contohnya: Keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan, dan pengindonesiaan kata asing.
  2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Contohnya: tahun Masehi, bulan Januari, hari Minggu, hari Natal.
  3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan (termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan). Contohnya: Islam, Kristen, Hindu, Allah, Alquran, Alkitab, Weda, Tuhan, hamba-Nya, hamba-Mu, jalan yang Engkau ridhoi.
  4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Contohnya:
    Semoga berbahagia, Raja
    Selamat pagi, Dokter
    Mohon izin, Jenderal
    Terima kasih, Kiai
  5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.  Contohnya: Dewan Perwakilan Rakyat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar.
  6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) pada judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Contohnya: Ahmad menjadi agen surat kabar Pikiran Rakyat.
  7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Contohnya: S.H. (sarjana hukum), K.H. (kiai haji), Dr. (doktor), Dt. (datuk)
  8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contohnya: Gunung Semeru, Jalan Belimbing, Kali Ciliwung, Jawa Barat. Kecuali untuk huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri dan huruf pertama sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.Contohnya: jeruk bali.
  9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam sapaan. Contohnya: Dani bertanya, “apa itu, Ayah?”. Juga kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital, contohnya: Siapa nama Anda?, Sudahkah Anda tahu?

Penggunaan Huruf Miring

    1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan termasuk dalam daftar pustaka. Contohnya: Apakah kamu sudah membaca buku Salah Asuhan?
    2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contohnya: Dia bukan ditipu melainkan menipu.
    3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Contohnya: Politik devide et impera pernah merajalela di Indonesia.

B. Tanda Baca

Penggunaan Tanda Titik (.)

    1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Contohnya: Dia akan pulang setelah selesai rapat.
    2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka yang menunjukkan waktu atau jangka waktu (jam, menit, dan detik). Contohnya: pukul 01. 30. 15 (pukul 1 lewat 30 menit 15 detik).
    3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Contohnya: Sendjaja, Sasa Djuarsa. (2014). Pengantar Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.
    4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Contohnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

Penggunaan Tanda Koma (,)

      1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contohnya: Mangga, jambu, dan jeruk termasuk jenis buah-buahan.
      2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk (setara). Contohnya: Saya ingin pergi travelling, tetapi saya tidak kebagian tiket pesawat.
      3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Contohnya: Kalau saya rajin belajar, saya tidak akan mengulang kelas.
      4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Contohnya: Pak Ahmad sudah sejak remaja suka merokok. Jadi, wajar kalau sekarang sakit paru-paru.
      5. Tanda koma dipakai sebelum dan/ atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Pak, Dik, atau nak. Contohnya: Wah, bagus sekali lukisan itu!
      6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contohnya: Kata ayah saya, “kita harus mau berbagi terhadap sesama manusia.”

Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

        1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Contohnya:
          Mereka akan membeli buah-buahan: mangga, jeruk, dan semangka
        2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contohnya:
          Ketua          :  Dani Rukmana
          Sekretaris  :  Rani Suharti
          Bendahara : Ratih Sukmawati
        3. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contohnya:
          Dewi  : “Tolong ambilkan vas bunga itu, Tania!”
          Tania : “iya, Kak.”
          Dewi  : “Hati-hati, nanti pecah!”

      Penggunaan Tanda Titik Koma (;)

              1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Contohnya: Dani gemar bermain bola; Tina gemar melukis; Dewi gemar olah raga berenang.
              2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Contohnya:
                Syarat penerimaan CPNS adalah
                a. berkewarganegaraan Indonesia;
                b. berijazah D-3 dan S-1;
                c. berbadan sehat mental dan fisik;
                d. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penggunaan Tanda Hubung (-)

      1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Contohnya: ibu-ibu, adik-adik.
      2. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Contohnya: di-packing, di-treatment.

Penggunaan Tanda Tanya (?)

      1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contohnya: Siapa nama Presiden kedua Indonesia?
      2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contohnya: Dia pernah bersalaman dengan Dian Sastro?

Penggunaan Tanda Petik (” … “)

      1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contohnya: “Cepat kerjakan tugasnya sekarang!” perintah gurunya. “Besok harus dikumpulkan.”
      2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, lagu, film, drama, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contohnya: Kita akan membacakan artikel “Angka Kemiskinan di Jakarta”!
      3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contohnya: Orang tersebut menjadi pegawai karena ada “orang dalam” di kantor tempatnya bekerja.

Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘ … ‘)

        1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Contohnya: Dengarkan, “suara bel ‘ting tong’ ada tamu?”
        2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Contohnya:
          policy                ‘kebijakan’
          Statement         ‘pernyataan’

C. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

      1. Penulisan bilangan tingkat, contohnya:
        a. Abad XXI
        b. Abad ke-21
        c. Abad kedua puluh satua. Pihak ke III
        b. Pihak ke-3
        c. Pihak ketiga
      2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Contohnya: Perpustakaan itu memiliki koleksi lebih dari satu juta buku, Dani sudah menonton film itu sampai lima kali.
      3. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan sebagai berikut, contohnya: uang 1.000-an, tahun 1.900-an.
      4. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Contohnya: Oknum pejabat itu menawarkan harga 150 juta untuk meloloskan tes CPNS.

C. Penulisan Kata

Kata berimbuhan adalah kata dasar atau frasa (kelompok kata) yang memperoleh imbuhan. Kata dasar dan imbuhan ditulis serangkai. Terdapat tiga jenis imbuhan, yaitu:
a. Awalan: di-, me-, ke-, ter-, ber-, per-)
b. Akhiran: -an, -kan, -i
c. Sisipan: el, em, er
Penggunaan kata berimbuhan:

  1. Kata yang diawali dengan huruf “K, P, T,S” jika mendapat imbuhan me- maka huruf tersebut luluh, kecuali konsonan rangkap. Contohnya:
    me + kabar + kan = mengabarkan
    me + tulis = menulis
    me + pukul = memukul
  2. Kata berimbuhan yang bentuk dasarnya merupakan gabungan kata, berikut penulisannya. Contohnya:
    diberi awalan: bertanggung jawab
    diberi akhiran: tanda tangani
    diberi awalan dan akhiran: memberitahukan
  3. Penulisan gabungan kata
    a. Kata maha jika diikuti dengan kata dasar, penulisannya serangkai, kecuali kata esa. Jika diikuti dengan kata berimbuhan, penulisannya terpisah. Sedangkan kata maha jika diperuntukkan Tuhan diawali huruf kapital, termasuk kata yang mengikutinya. Contohnya: mahasiswa, Tuhan yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Penyayang, Tuhan Yang Mahakasih.
    b. Penulisannya dipisah, jika setiap unsurnya dapat berdiri sendiri. Contohnya: tanda tangan, tanggung jawab.
    c. Penulisannya disambung, jika salah satu unsurnya merupakan unsur terikat (tidak dapat berdiri sendiri). Contohnya: segitiga, antarkota, belasungkawa.
    d. Penulisan kata depan ke dan di harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Contohnya: ke kantor, di taman.
    e. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya: apa pun yang terjadi, dia tetap menyayangi anaknya.
    f. Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. Contohnya: meskipun, adapun, bagaimanapun.
Sebelumnya Contoh Soal Manajemen Berikut Pembahasan
Selanjutnya Rangkuman Materi Kata Bahasa Indonesia UTBK-SBMPTN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page