DAFTAR ISI
Kelompok Sosial Dalam Masyarakat
Pengertian Kelompok Sosial
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang hidup selalu berkelompok. Prinsip hidup berkelompok, saling berinteraksi atau saling berhubungan antar individu membentuk suatu kelompok sosial. Pengertian kelompok sosial menurut para ahli, sebagai berikut:
Paul B. Horton Chester L. Hunt
Kelompok sosial adalah sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
George Homans
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik (internet).
Kelompok sosial dalam ilmu sosiologi sering disebut juga kerumunan. Akan tetapi kelompok sosial dan kerumunan memiliki perbedaan prinsip yang mendasar, yaitu:
- Kelompok sosial bersifat tetap sedangkan kerumunan hanya bersifat sementara
- Kelompok sosial memiliki tujuan yang sama sedangkan kerumunan memiliki tujuan yang berbeda
- Kelompok sosial berinteraksi secara jelas dan terfokus sedangkan kerumunan interaksinya tidak terfokus
- Kelompok sosial mengarah pada pembentukan masyarakat sedangkan kerumunan tidak mengarah pada pembentukan masyarakat
Masyarakat multikultural terbentuk karena adanya kelompok-kelompok sosial dengan berbagai macam suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Masyarakat multikultural terbentuk dari tiga kata, yaitu masyarakat, multi, dan kultural.
- Masyarakat: sekelompok manusia yang berinteraksi berdasarkan adat istiadat atau tradisi, konvensi, dan hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.
- Multi: beranekaragam, banyak
- Kultural: budaya
Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.
Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikultural
Kelompok sosial selain sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural juga sebagai dinamisator dalam masyarakat multikultural. Keaneakaragaman dalam masyarakat multikultural sangat rentan terjadinya konflik, tetapi hal itu dapat dicegah dengan cara masing-masing saling menghargai dan menghormati hak dan kewajibannya. Pada masyarakat multkultural tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok minoritas dan mayoritas baik secara hukum maupun sosial kemasyarakatan.
Masyarakat multikultural terbentuk dari individu yang membentuk kelompok sosial kemudian menjadi masyarakat dan berbagai masyarakat yang beraneka ragam menjadi masyarakat multikultural.
Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat multikultural
Perasaan terikat dengan identitas yang sama dan loyalitas terhadap kelompok dapat menjaga keutuhan masyarakat multikultural.
Faktor yang menyebabkan timbulnya masyarakat multicultural di Indonesia
Keanekaragaman suku bangsa
Indonesia merupakan negara dengan banyak etnis atau suku bangsa. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat di Indonesia multikultural. Jenis suku bangsa dengan jumlah terbanyak, diantaranya:
- Suku Jawa
- Suku Batak
- Suku Dayak
- Suku Asmat
- Suku Minahasa
- Suku Melayu
- Suku Sunda
- Suku Madura
- Suku Betawi
- Suku Bugis
Keanekaragaman ras
Ada tiga ras yang mendominasi masyarakat di Indonesia, yaitu:
- Ras Mongoloid (orang Jawa dan Cina)
- Rambut lurus
- Kulit berwarna kuning dan sawo matang
- Mata sipit
- Bulu badan sedikit
- Kaukasoid (keturunan Portugis di Aceh)
- Kulit putih
- Hidung mancung
- Kelopak mata lurus
- Rambut pirang atau coklat
- Ras Negroid (orang Papua)
- Kulit hitam
- Rambut keriting
- Bibir tebal
- Kelopak mata lurus
Keanekaragaman agama dan kepercayaan
Selain suku bangsa dan ras, agama di Indonesia juga berbeda-beda. Agama-agama dan kepercayaan yang dianut dan resmi diakui sebagai agama di negara Indonesia adalah:
- Islam
- Protestan
- Katolik
- Hindu
- Buddha
- Konghucu
Keanekaragaman golongan
Golongan adalah sekelompok individu atau masyarakat dengan ciri-ciri tertentu yang beraktivitas dengan tujuan dan kepentingan yang sama. Keberagaman golongan dapat dibedakan sebagai berikut:
- Berdasarkan administrasi kependudukan
- Golongan suku bangsa asli
- Golongan keturunan asing
- Golongan terasing
- Berdasarkan usia
- Usia anak-anak
- Usia produktif
- Usia tidak produktif
- Berdasarkan tingkat ekonomi
- Ekonomi lemah
- Ekonomi sedang
- Ekonomi kuat
- Berdasarkan Pendidikan
- PAUD
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/SMK/MA
- Perguruan tinggi
- Berdasarkan profesi
- Golongan petani
- Golongan nelayan
- Golongan pedagang
- Golongan wiraswasta
- Golongan pegawai pemerintah (PNS, TNI,POLRI, Politisi)
Masyarakat multikultural di Indonesia belum terbentuk dengan sempurna. Hal ini dapat dilihat bahwa:
- Struktur sosial belum merata masih didominasi pihak tertentu
- Konflik sosial sering berujung pada kekerasan
- Dominasi kelompok terhadap kelompok minoritas
Masalah juga masih sering muncul di masyarakat multikultural, yaitu:
- Etnosentris (menganggap rendah kelompok lain)
- Loyalitas berlebihan (hanya mementingkan diri sendiri/kelompok tertentu)
- Eksklusivisme (tidak berinteraksi dengan kelompok lain)
Keanekaragaman Kelompok Sosial Menurut Para Ahli
Solidaritas Mekanik dan Organik (Emile Durkheim)
- Mekanik: masyarakat tradisional, kebutuhan dipenuhi sendiri tanpa bantuan orang/kelompok lain.
- Organik: mengenal pembagian kerja, saling ketergantungan satu sama lain.
Gemeinscaft dan Gessellsschaft (Jerman Ferdinand Tonnies)
- Gemeinscaft: mengacu pada garis keturunan (blood), tempat tinggal/tempat kerja (place), dan keahlian dan pandangan yang sama (mind).
- Gessellsscaft: berdasar kepentingan rasional/lahiriah (ikatan pekerja, dll)
Kelompok Primer dan Sekunder (Cooley dan Faris)
- Primer: Kerjasama tatap muka (keluarga, teman, dan RW)
- Sekunder: Kerjasama di kelembagaan (partai politik,organisasi, dll)
In Group dan Out Group
- In Group: interaksi dengan kelompoknya saja
- Out Group: interaksi dengan kelompok lain