Rangkuman Materi, Contoh Soal Teks Eksemplum & Pembahasannya

Materi Teks Eksemplum

Definisi

Teks eksemplum adalah teks yang mengisahkan pengamalan istimewa, aneh, atau tidak diinginkan yang dialami oleh seseoang yang dapat dijadikan refleksi atau pembelajaran hidup tidak hanya bagi orang tersebut tetapi juga bagi pembaca. Teks eksemplum masih bagian dari teks naratif karena bersifat diceritakan dan menerapkan unsur-unsur prosa di dalamnya.

Ciri-ciri

Teks eksemplum memiliki ciri-ciri khusus yang bisa membedakan teks tersebut dengan teks yang lain. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks eksemplum:

  1. Biasanya tentang suatu kejadian tidak biasa, aneh, atau tidak diinginkan
  2. Umumnya merupakan pengalaman pribadi
  3. Bersifat kronologis atau berurutan
  4. Menggunakan bahasa naratif yang mempertimbangkan kelengkapan unsur-unsur prosa di dalam ceritanya.
  5. Terdapat perubahan pelaku atau tokoh di bagian terakhir cerita setelah mengalami hal yang tidak dinginkan

Struktur

Struktur teks eksemplum memiliki struktur yang hampir sama dengan teks nartif pada umumnya. Struktur teks eksemplum adalah: abstrak, orientasi, konflik/komplikasi, insiden, interpretasi, dan koda (penutup)

  1. Abstrak

    Abstrak merupakan gambaran awal atau pengantar dari cerita yang akan disampaikan.

  2. Orientasi

    Bagian orientasi berupa awal atau dimulainya cerita. Di bagian ini, terdapat pengenalan tokoh yang terlibat, latar waktu, dan latar tempat dalam cerita eksemplum.

  3. Insiden

    Bagian komplikasi berisikan kejadian atau masalah yang dialami tokoh. Kejadian atau masalah yang muncul adalah hal yang tidak dinginkan oleh tokoh dalam cerita.

  4. Interpretasi

    Bagian interpretasi menjelaskan tentang evaluasi atau pesan moral dari akibat yang dirasakan tokoh setelah tokoh cerita mengalami kejadian yang tidak dinginkan tersebut.

  5. Koda

    Bagian koda berisikan penutup cerita.

Cara menghafal cepat:

Abi & Orin Sinden Berprestasi di Kota

Keterangan:

  • Abi = Abstrak
  • Orin = orientasi
  • Sinden = insiden
  • Berprestasi = interpretasi
  • Di kota = koda

Unsur-unsur instrinsik

Teks eksemplum memiliki unsur-unsur wajib yang bisa memberikan keunikan atau pembeda teks tersebut dengan teks lainnya. Berikut ini adalah unsur-unsur teks eksemplum.

  1. Alur cerita

    Alur cerita disebut juga plot atau jalan cerita. Ada tiga jenis pola alur cerita dalam teks eksemplum:

    • Alur maju (progresif),
    • Alur mundur (regresif, kilas balik, atau flash back), dan
    • Alur campuran (variatif)

    Alur cerita dalam teks eksemplum bersifat maju (progresif) dan berurutan/runut secara peristiwa dengan ditandai keberadaan penana urutan, seperti lalu, kemudian, setelah itu, selanjutnya, dan lain-lain.

  2. Setting atau latar cerita

    Setting atau latar cerita adalah cakupan atau ruang lingkup di mana tokoh dalam cerita mengalami kejadian atau peristiwa yang tidak dinginkan. Latar cerita bisa berupa latar waktu, latar tempat, latar tokoh, dan latar suasana.

  3. Tokoh dan penokohan

    Tokoh disebut juga pelaku cerita merupakan orang yang mengalami kejadian atau peristiwa yang tidak dinginkan  dalam cerita sedangkan penokohan atau pewatakan adalah sifat atau karakter dari tokoh dalam cerita.

    Tokoh dalam cerita eksemplum bisa berupa penulis sendiri atau sudut pandang orang pertama (aku, saya, kami) atau sudut pandang orang ketiga/menceritakan orang lain (ia, dia, mereka, atau penyebutan nama orang).

    Sifat atau watak tokoh dalam cerita biasanya menunjukan adjektiva yang terkesan negatif, seperti ceroboh, cuek, pemalas, pendiam, sombong, tempramen, emosi, pemarah, peragu, kurang fokus,  kurang pengalaman, dll.

  4. Amanat atau pesan moral

    Amanat atau pesan moral dalam teks eksemplum biasanya ditemukan di bagian akhir cerita, tepatnya di bagian interpretasi. Nilai moral dalam teks eksemplum memiliki ciri-ciri berikut ini:

    1. Tidak boleh menonjolkan keunggulan secara fisik atau penampilan, seperti ketampanan, kecantikan, kekayaan, dll
    2. Menunjukan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipelajari atau dijadikan refleksi/pembelajaran hidup (tentang sifat baik yang harus dilakukan manusia atau sifat buruk yang tidak boleh dilakukan manusia)
    3. Tidak boleh menghina atau menyinggung masalah SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan)

Unsur kebahasaan

Unsur-unsur kebahasaan dari teks eksemplum adalah sebagai berikut:

  1. Penanda waktu kronologis

    Penanda waktu yang umum digunakan untuk teks eksemplum adalah penanda waktu urutan, seperti: sebelumnya, lalu, kemudian, setelahnya, sesudah, selanjutnya, setelah itu, dll.

  2. Verba

    Verba adalah kelompok kata kerja yang biasanya menempati posisi predikat dalam kalimat. Ada beberpa jenis verba, namun verba yang digunakan buat teks eksposisi adalah verba aktif transitif dan intransitif.

    1. Verba aktif transitif

      Verba aktif transitif biasanya ditandai dengan prefiks me– dan verba transitif pastinya memerlukan objek dan bisa dipasifkan.

      Contoh:

      • Penghipnotis tersebut akhirnya memperdaya seorang ibu yang sedang duduk sambil melamun.
      • Pemuda itu telah menyadari kesalahannya dengan meminta maaf pada kerabatnya.
    2. Verba aktif intransitif

      Verba aktif intransitif biasanya ditandai dengan prefiks ter/di-/ber-/menjadi dan verba inttransitif pastinya tidak memerlukan objek namun boleh ditambahkan pelengkap.

      Contoh:

      • Bu Sarita terbiasa melamun jika dia sedang bermasalah dengan suaminya di rumah.
      • Aku langsung tertidur di dalam bus kota setelah mendapatkan kursi yang nyaman.
  3. Konjungsi

    Konjungsi merupakan kelompok kata hubung yang berfungsi untuk memisahkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. Berikut ini adalah pembagian konjungsi:

    1. Konjungsi setara, pararel, atau koordinatif

      Konjungsi ini memisahkan bagian-bagian yang setara:

      Contoh: sedangkan, padahal, atau, jika dan, lagipula, bahkan, di lain sisi, serta, tetapi, tidak, , selain itu, dll.

    2. Konjungsi bertingkat atau subordinatif

      Konjungsi ini memisahkan induk kalimat dan anak kalimat.

      Contoh: meskipun, walaupun yang, setelah, sebelum, ketika, saat, jika, andai, karena, sebab, bahwa, agar, supaya, dll.

    3. Konjungsi korelatif

      Konjungsi ini memiliki korelator atau konjungsi lain yang berpasangan.

      Contoh:

      • Baik_____maupun______
      • Entah ______entah_______
      • Tidak hanya _______namun juga ________
      • Apakah _______atau________
      • Tidak hanya________tetapi juga_______
      • Bukan_______melainkan_______
  4. Kalimat tunggal (simpleks) dan kalimat majemuk (kompleks)

    Kalimat tunggal atau kaliat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, sedangkan kalimat majemuk atau kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua kausa (S+P) yang dipisahkan oleh konjungsi.

    Contoh kalimat tunggal atau kalimat simpleks:

    1. Virna membuang sampah ke sungai kecil depan rumah.
    2. Wanita tua itu ternyata mantan menteri di era Presiden Josephat

    Contoh kalimat majemuk atau kalimat kompleks:

    1. Kita harus mengonsumsi Vitamin C secara rutin agar terhindar dari sariawan dan penyakit oral lainnya.
    2. Setelah kejadian tak mengenakan itu, Suryani tidak mau lagi ke luar rumah tanpa ditemani orang tua atau saudaranya.
  5. Pronomina

    Pronomina disebut juga kata ganti. Pronomina di bagi menjadi pronomina persona dan petujuk.

    1. Pronomina persona

      Pronomina persona merupakan kata ganti orang. Contohnya: aku, saya, ku, kamu, mu, kalian, ia, dia, mereka

    2. Pronomina penunjuk

      pronomina petunjuk dibagi empat: penunjuk umum, penunjuk tempat, penanya, dan referensi.

      Jenis pronomina penunjuk

      Contoh

      1.    Penunjuk umumini, itu
      2.    Penunjuk tempatdari sisi, dari sana, ke situ, ke sini, ke sana, di situ, di sini, di sana
      3.  Penanyasiapa, apa, mana, berapa di mana, mengapa, berapa, bagaimana, siapa saja, apa saja
      4.  Referensi atau rujukantersebut, hal itu, yang demikian

Contoh teks eksemplum!

Suatu hari yang cerah, aku sedang membersihkan dan meyemir mobil yang baru saja aku beli di sebuah showroom. Meskipun tidak terlalu mahal, bagi karyawan kelas menengah seperti aku, tetap harus merogoh uang lebih untuk mobil tersebut. Aku merasa senang karena ini pertama kali aku memiliki mobil. Aku berjanji akan merawat dan selalu berhati-hati dengan mobil baruku ini. Pada saat itu Siska, anak perempuanku yang berusia lima tahun, ikut “nimbrung” dan bermain pasir di dekatku yang sedang sibuk menyemir mobil. Dia tampak bahagia bermain pasir sambil bercengkrama santai denganku. Namun, tanpa ku sadari, dia mengambil sebongkah batu kecil tajam dan menggores-goreskannya pada bagian kanan depan mobil. Aku pun sangat marah dan saking marahnya, aku tak sadar mengambil kunci inggris dari dalam bagasi dan berkali-kali menghantamkannya ke tangan kanan anakku hingga dia menjerit kesakitan dan akhirnya dia terjatuh tak sadarkan diri.

Tak lama kemudian, dengan perasaan kaget, aku langsung membawa Siska ke rumah sakit. Dokter yang menanganinya pun menjalaskan bahwa jari-jari tangan kanan Siska mengalami fraktur parah dan harus segera diamputasi agar tidak mengalami pembusukan. Akhirnya, dengan berat hati dan atas persetujuan istriku, aku setuju jika tangan kanan anakku harus diamputasi. Dan proses operasi pun berlangsung selama dua jam lamanya.

Setelah proses operasi dan perawatan selesai, aku, Siska, juga istriku pulang. Di rumah, aku begitu terpukul dengan kejadian yang tak kuinginkan ini. Di sela-sela rasa duka yang menyelimutiku dan istriku, anakku dengan polosnya dan sambil meringis kesakitan bertanya, “Ayah, bunda, kira-kira kapan ya tangan adek bisa tumbuh lagi?” Sontak, pertanyaan itu membuatku semakin terpukul dan sangat menyesal. Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku kemudian berlari dan menendang-nendang mobilku sambil berteriak dan memaki-maki diriku sendiri.

Saat itu, aku teringat dengan goresan pada mobil yang membuat Siska merana seperti ini. Karena penasaran, aku pun mendekati bagian mobil yang digores anakku. Ketika itu, aku melihat sebuah tulisan kecil tidak rapi pada bagian kanan depan mobil. “AKU SAYANG AYAH”.

Contoh Soal Teks Eksemplum & Pembahasannya

Soal No.1

Teks yang mengisahkan pengamalan istimewa, aneh, atau tidak diinginkan yang dialami oleh seseoang yang dapat dijadikan refleksi atau pembelajaran hidup tidak hanya bagi orang tersebut tetapi juga bagi pembaca disebut ….

  1. Teks cerpen
  2. Teks eksposisi
  3. Teks biografi
  4. Teks eksemplum
  5. Teks sejarah
PEMBAHASAN :
Teks eksemplum adalah teks yang mengisahkan pengamalan istimewa, aneh, atau tidak diinginkan yang dialami oleh seseoang yang dapat dijadikan refleksi atau pembelajaran hidup tidak hanya bagi orang tersebut tetapi juga bagi pembaca.

Jawaban D

Soal No.2

Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri atau karakteristik dari teks eksemplum adalah ….

  1. Biasanya tentang suatu kejadian tidak biasa, aneh, atau tidak diinginkan
  2. Umumnya merupakan pengalaman pribadi
  3. Bersifat kronologis atau berurutan
  4. Menggunakan bahasa deskriptif yang mempertimbangkan kelengkapan unsur-unsur pembangun teks secara akademis
  5. Terdapat perubahan pelaku atau tokoh di bagian terakhir cerita setelah mengalami hal yang tidak dinginkan
PEMBAHASAN :

Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks eksemplum:

  • Biasanya tentang suatu kejadian tidak biasa, aneh, atau tidak diinginkan
  • Umumnya merupakan pengalaman pribadi
  • Bersifat kronologis atau berurutan
  • Menggunakan bahasa naratif yang mempertimbangkan kelengkapan unsur-unsur prosa di dalam ceritanya.
  • Terdapat perubahan pelaku atau tokoh di bagian terakhir cerita setelah mengalami hal yang tidak dinginkan

Jawaban D

Soal No.3

Yang bukan termasuk unsur-unsur kebahasaan dari teks eksemplum yaitu ……….

  1. Kata hubung
  2. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
  3. Pola Inversi
  4. Kata rujukan
  5. Penanda kronologis
PEMBAHASAN :
 Pola inversi tidak dijadikan unsur kebahasaan teks eksemplum.

Jawaban C

Soal No.4

Salah satu unsur kebahasaan dari teks eksemplum yaitu adanya penggunaan konjungsi atau kata hubung. Berikut ini kalimat yang tidak mengandung konjungsi koordinatif adalah ….

  1. Aku akan bekerja di luar negeri jika orang tuaku memberi izin
  2. Anak itu menangis kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan suara isak yang masih terdengar.
  3. Paman harus menyerahkan bukti-bukti itu ke pengadilan atau dia akan divonis bersalah.
  4. Renata adalah seorang dokter, sedangkan kakaknya adalah seorang insinyur pertanian.
  5. Saya siap tampil dan berbicara di depan umum, tetapi saya tidak tahun dengan tema orasinya.
PEMBAHASAN :

Konjungsi jika termasuk ke dalam konjungsi bertingkat atau subordinatif. Berikut ini adalah pembagian lengkap konjungsi.

  • Konjungsi setara, pararel, atau koordinatif

    Konjungsi ini memisahkan bagian-bagian yang setara:

    Contoh: sedangkan, padahal, atau, jika dan, lagipula, bahkan, di lain sisi, serta, tetapi, tidak, , selain itu, dll.

  • Konjungsi bertingkat atau subordinatif

    Konjungsi ini memisahkan induk kalimat dan anak kalimat.

    Contoh: meskipun, walaupun yang, setelah, sebelum, ketika, saat, jika, andai, karena, sebab, bahwa, agar, supaya, dll.

Jawaban A

Sebelumnya Rangkuman Materi, Contoh Soal Teks Legenda & Pembahasannya
Selanjutnya Rangkuman Materi, Contoh Soal Stative And Dynamic Preposition & Pembahasannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page