Rangkuman Materi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial

Pengertian

Stratifikasi sosial merupakan konsep sosiologi dalam melihat anggota masyarakat dengan status yang berbeda. Status sosial ini bisa didapat dengan usaha atau ada juga yang didapat tanpa usaha yaitu dengan mengandalkan kepandaian, usia, profesi, system kekerabatan, dan kekayaan.

Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah pengelompokkan masyarakat berdasarkan tingkatan tertentu secara vertikal. Tingkatan ini dipengaruhi oleh mobilitas sosial (perubahan status sosial). Stratifikasi sosial memiliki 2 sifat berdasarkan mobilitasnya yaitu:

  1. Stratifikasi terbuka: terjadinya mobilitas sosial kemungkinannya sangat besar.
  2. Stratifikasi tertutup: terjadinya mobilitas sosial kemungkinannya sangat kecil.

Beberapa definisi startifikasi menurut para ahli:

  • Max Weber

    Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki  menurut dimensi kekuasaan, previllege, dan prestise.

  • Cuber

    Stratifikasi sosial adalah suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.

  • Pitirim Sorokin

    Stratifikasi sosial adalah perbedaan tingkatan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat.

Dimensi Stratifikasi Sosial

Ada tiga dimensi yang digunakan sebagian para ahli sosiolog untuk menjelaskan stratifikasi sosial. Salah satu tokoh yang menggunakan tiga dimensi adalah Max Weber. Ketiga dimensi yang dimaksud Max Weber adalah:

  1. Privilege

    Factor-faktor yang mempengaruhi dimensi ini adalah pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kepemilikan. Berkaitan dengan kekayaan atau ekonomi pribadi dari individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.

  1. Prestise

    Dimensi prestise adalah dimensi yang berkaitan dengan nilai-nilai kehormatan yang dianut pada suatu masyarakat, erat kaitannya dengan budaya yang berlaku di masyarakat. Contoh prestasi adalah kebangsawanan dan tokoh agam tertentu.

  1. Power

    Dimensi ini berkaitan dengan kekuasaanyang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain.

Tokoh lain yang menggunakan tiga dimensi di atas untuk menjelaskan stratifikasi sosial adalah Peter Berger, bahwa stratifikasi sosial sebagai kesenjangan yang terjadi di masyarakat dengan adanya bawahan dan atasan berdasarkan dimensi kekuasaan, kekayaan, dan kehormatan. Tokoh selanjutnya yang menganut tiga dimensi adalah Randsford, mengatakan bahwa stratifikasi sosial adalah hierarki kelas berdasarkan penguasaan barang dan jasa.

Dasar-dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

  1. Dasar kekayaan

    Kekayaan dapat dijadikan ukuran untuk menempatkan masyarakat pada tingkatan tertentu. Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk tempat tinggal, barang-barang yang dimiliki, cara berpakaian, dan kebiasaan lainnya. Semakin banyak kekayaan yang dimiliki, maka tingkatannya di masyarakat semakin tinggi, dan sebaliknya.

  2. Dasar Pendidikan

    Masyarakat sangat menghargai ilmu pengetahuan, hal ini dijadikan ukuran untuk menentukan lapisan yang akan ditempati oleh masyarakat tertentu. Penguasaan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari gelar-gelar akademik yang disandang seseorang. Misalnya dokter, insinyur, professor, dan lain-lain.

  3. Dasar kekuasaan

    Seseorang yang mempunyai kekuasaan yang tinggi akan sangat dihormati di lingkungan masyarakat, maka status sosialnya akan menempati lapisan paling atas. Kekuasaan tidak bisa dilepaskan dari ukuran kekayaan seseorang,

  4. Dasar kehormatan

    Pada masyarakat tradisional orang-orang yang dihormati adalah orang yang berjasa pada masyarakat, atau para sesepuh dan orang yang berbudi luhur.

Pengaruh Deferensiasi Sosial dalam Masyarakat

Deferensiasi sosial adalah proses pengelompokkan masyarakat ke dalam struktur sosial yang bersifat horizontal. Horizontal adalah kesetaraan, dimana tidak ada kelompok sosial tertentu yang menempati tingkatan sosial lebih tinggi atau lebih rendah.

  1. Solidaritas adalah ikatan kebersamaan antar individu atau kelompok yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Misalnya deferensiasi karena satu suku bangsa atau etnik yang sama membuat solidaritas yang lebih kuat dibandingkan dengan masyarakat di luar suku bangsa atau etniknya.
  2. Toleransi adalah sikap saling menghargai dalam masyarakat, karena adanya keinginan-keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan. Sikap toleransi memunculkan pemahaman tentang diri dan pemahaman terhadap orang lain.
  3. Fanatisme adalah sikap anggota kelompok tertentu yang mempunyai ikatan yang kuat dengan kelompoknya sehingga membedakan dirinya dengan kelompok lain. Misalnya fanatisme agama.

Pengaruh Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

  1. Konflik sosial

    Konflik sosial terjadi apabila ada kesenjangan yang tajam antara kelas-kelas sosial. Hal ini mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial dan iri hati.

  2. Eklusivitas

    Sikap eklusivitas sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka hanya bergaul dikalangan yang sama. Bentuk eklusivitas berupa gaya hidup, perilaku, dan kebiasaan.

  3. Etnosentrisme

    Etnosentrisme bisa dipahami sebagai kelompok yang menganggap dirinya kelompok yang paling baik dan paling bermartabat.

Sebelumnya Rangkuman Materi Perilaku Menyimpang (Non Konformitas)
Selanjutnya Rangkuman Materi Konflik Sosial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page